Translate

24 November, 2007

Permasalahan Program Pembelajaran Akselerasi

Pernah dengar program akselerasi? Program pelajaran untuk mempercepat anak yang mempunyai daya tangkap yang lebih dalam belajar. Program ini kemudian mendapat respon yang positif bagi orang tua yang mengiginkan anaknya lebih cepat pintar. Tetapi belakangan mendapat dampak yang sedikit mengkhawatirkan.
Program akselerasi pelajaran adalah percepatan pelajaran bagi peserta didik yang cerdas. Yang melampaui usianya. Misalnya seharusnya seorang peserta didik mendapatkan pelajaran di usia yang lebih tua tetapi dengan kecerdasannya yang melalui ujian tertentu dan proses pendidikan akselerasi dianggap mampu menyelesaikan pelajaran yang harusnya diberikan pada anak beberapa tahun lebih tua dari padanya. Contohnya anak kelas tiga SD setelah melalui program akselerasi anak tersebut mungkin memenuhi syarat untuk diberikan pelajaran kelas lima atau kelas enam SD. Menurut para Ahli (Hawadi, Reni Akbar, DR—2004.)
“Pengertian acceleration diberikan oleh Pressey (1949) suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran, pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional.”

Program akselerasi mungkin secara tidak sadar telah dilakukan oleh para ibu dan hampir setiap orang tua sekarang dalam mendidik anak. Contoh dulu orang mengajari anaknya berjalan dengan cara menatahnya. Tetapi sekarang orang membelikan anaknya kereta bayi (baby walker) untuk mengajari anaknya berjalan. Setiap kali ibunya ingin tidak diganggu oleh anaknya maka ia letakkan diatas kereta bayi tersebut. Tentu saja misalkan bayinya hanya baru bisa duduk langsung belajar berjalan lebih cepat. Proses ini memangkas proses belajar anak yang seharusnya dari duduk, belajar merangkak, berdiri, kemudian baru belajar berjalan.
Hilangnya proses merangkak dalam kurikulum pelajaran bayi yang seharusnya diberikan, mengakibatkan anak tidak pernah mendapatkan latihan merangkak yang cukup yang berguna untuk melatih konsentrasi anak. Akibatnya anak ketika ia usia sekolah sukar berkonsentrasi dalam belajar dan lebih cendrung lasak (Hyperactive). Itulah sebabnya wajar jika banyak guru anak usia TK dan SD mengeluhkan banyak anak muridnya sekarang susah diatur dan lebih lasak.
Contoh lain adalah dahulu ketika saya masih kecil baru ketemu sepeda ketika berusia kira-kira sepuluh tahun. Ketika itu saya baru mulai belajar naik sepeda. Setahun kemudian saya sudah naik sepeda keliling sampai kerumah tetangga naik sepeda. Ketika saya disekolah menengan Pertama (SMP) saya pakai sepeda ke sekolah. Ratalah seluruh kota sudah saya jelajahi. Hingga kadang sampai keluar kota pakai sepeda. Maklum kota tempat saya tinggal dulunya kota kecil. Saya belajar naik sepeda motor ketika saya kelas 3 SMP dan awal Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi saya tidak memaki sepeda motor ketika SMA karena masih takut belum percaya diri benar. Lagi pula belum perlulah memakai sepeda motor untuk usia saya yang masih remaja ketika itu. Keperluan ketika itu untu pakai sepeda motor paling -- seperti teman-teman -- hanya buat gaya-gaya saja.
Sepeda dengan roda bantu, untuk belajar
Sekarang orang mengajarkan anak naik sepeda, dengan membelikannya sepeda kecil, yang ada dua roda bantu di belakangnya, pada usia Balita. Sehingga pada usia TK atau awal sekolah dasar anak sudah lancar naik sepeda. Akibatnya timbul tuntutan anak pada orang tua ketika usia anak kira-kira 8 atau 9 tahun untuk diajari naik sepeda motor. Bahkan sekarang anak SD sudah ada orang tuanya mengizinkan memakai sepeda motor ke sekolah, -- dan juga sekolah yang tidak mengerti akan akibatnya, -- membiarkan anaknya memakai sepeda motor ke sekolah. Kalau terjadi misalnya anak SD menabrak temannya di lingkungan sekolah dengan sepeda motor siapa yang salah? Siapa yang bertanggung-jawab dalam hal ini? Itulah sebabnya sekarang banyak anak usia SMP dan dikeluhkan oleh banyak orang, melakukan aksi kebut-kebutan dijalan setelah pulang sekolah. Padahal usianya, bukankah belum layak dan belum pantas untuk mengendarai sepeda motor? Sekarang mereka membentuk Geng Motor yang lebih banyak membuat kekacauan dari pada tindakkan positif. Salah siapa??!
  1. Hawadi, Reni Akbar, DR.2004. “Program Percepatan Belajar bagi Anak Berbakat Intelektual Ditinjau dari Sisi Psikologis”, Akselerasi, A-Z Informasi Program Percepatan Belajar. Jakarta: Grasindo: Halaman 31.


Baca Selengkapnya..

12 Oktober, 2007

Islam dan Modernitas

Modren adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan Tekhnologi. Kemajuan peradaban dan peralatan (modrenitas) yang didalam Islam peradaban dikenal dengan istilah Hadarawy dan Modren dikenal dengan istilah Madany Sedang Ilmu Pengetahuan biasa dikenal dengan nama Tsaqofy. Menurut Said Hawa seorang ulama Timur Tengah mengatakan: "Tidak selalu kemajuan madany (Modren) diikuti dengan kemajuan peradaban (Hadharawy)". Barat mengalami kemajuan dalam Modrenitas (Madany) tetapi tidak mengalami kemajuan dalam peradaban (Hadharawy) Karena Hadharawy tidak hanya Modren tetapi mempunyai nilai-nilai moral yang dianggap agung dan dari yang maha agung yaitu Allah SWT. Sedangkan dalam pandangan barat selalu yang disebut Modren itu adalah suatu masyarakat yang Sekuler, Heterogen dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. Baca Selengkapnya..

13 September, 2007

Konversi Minyak Tanah ke Gas.

Minyak Tanah adalah kebutuhan manusia sejak dulu. Dipakai mulai dari keperluan minyak lampu sampai kompor untuk memasak. Dialah minyak tanah yang merajai keperluan manusia. Tapi sekarang keperluan akan minyak tanah mulai dirasakan surut karena adanya listrik untuk keperluan lampu.

Dahulu sebelum adanya listrik maka minyak tanah adalah kebutuhan manusia untuk menerangi saat malam tiba. Mulai dari obor, colok, lampu Togok, lampu Dinding, lampu Lentera, sampai kepada lampu Petromag yang dipakai di masjid-masjid, toko-toko, dan rumah makan.

Semua lampu itu membutuhkan minyak tanah sebagai bahan bakarnya tanpa itu lampu tidak bisa hidup. Itulah sebabnya di daerah tempat saya tinggal istilah minyak lampu untuk minyak tanah lebih populer dari pada kata minyak tanah itu sendiri. Begitu pula untuk masak, mulai dari pakai kayu bakar untuk memancing api agar cepat menyala, sampai pada kompor minyak tanah banyak sumbu, dan yang satu sumbu, sampai pada kompor gas minyak tanah yaitu kompor yang biasa memakai minyak tanah dan tekanan angin sebagai memperkuat semburan apinya. Kompor seperti ini biasa dipakai oleh tukang tempel ban, tukang jual goreng pisang dalam gerobaknya dan lain-lainnya.

Tetapi sekarang minyak mulai dirasakan surut oleh orang-orang yang sudah biasa menggunakan listrik dalam keperluan penerangan lampu. Biasa menggunakan Gas LPG untuk memasak. Sehingga praktis minyak tanah ditinggalkan. Bagi orang yang sudah ada listrik dirumahnya praktis minyak tanah hanya untuk keperluan memasak saja.

Sehingga dengan demikian orang sekarang mengira minyak tanah hanya untuk keperluan memasak saja. Makanya dikonversi ke Gas LPG oleh Pemerintah. Pemerintah tidak pikirkan bagaimana nasib tukang tempel ban dijalan yang menempel ban harus pakai kompor gas minyak tanah, Tukang jual goreng, Tukang Mi ayam dan sebaginya.

Pemerintah tidak pikir belum semua daerah dapat terliputi listrik oleh PT. PLN. PT. PLN yang selalu kekurangan daya sehingga listriknya kian selalu mati (Trip). Jika Listrik mati pakai apa masyarakat untuk mendapatkan penerangan jika tidak ada minyak tanah. Memang listrik dapat diandalkan dalam hal penerangan menyamai minyak tanah. Lampu-lampu minyak tanah mempunyai sifat biasanya, tahan lama (lampunya selain bahan bakar, berumur panjang), pemeliharaan murah, bahan bakar murah dan mudah didapat. Begitu pula Lampu listrik berumur panjang rata-rata setahun, biaya pemeliharaan tidak ada kalau putus ya ganti aja lampunya beres banyak yang jual kok harganya murah terjangkau, Bahan bakar listrik murah dan mudah didapat. Tetapi listrik tidak selalu dapat dihandalkan karena tidak selalu tersedia setiap saat alias sering mati-mati. sehingga masyarakat masih belum meninggalkan lampu minyak tanah sepenuhnya.

Disinilah masalahnya belum ada penganti penerangan yang benar-benar pas selain lampu minyak tanah sebagai alternatif jika listrik PLN mati.

Disini sekedar perbandingan alternatif yang penulis temukan jika konversi minyak tanah benar-benar diterapkan ke seluruh Indonesia dengan kata lain Minyak tanah hilang dari peredaran atau harganya tidak lagi terjangkau.

NoJenisBiayaKelangkaanLain-lain
1LilinMurahMudah didapatResiko Mudah Terjadi Kebakaran
2Emergency LampMahalSulit di DesaBatrai cepat Habis dan soak
3Generator ListrikTidak terjangkauMudah didapatOperasional BBM Mahal

Demikian Perbandingan sebagai pertimbangan untuk alternatif dari lampu minyak tanah. Tetapi tetap aja sangat menyengsarakan dan merepotkan ditambah beban biaya tinggi untuk masing-masing alternatif.


Baca Selengkapnya..

16 Julai, 2007

"Rumah ini mau dijual" salahkah?


Pernah seingat saya dalam suatu acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI salah seorang pakar Bahasa Indonesia Anton Muliono mengkritisi kalimat:
Rumah ini mau dijual

Kesalahan kalimat tersebut katanya tidak jelas mana subjek, mana prediket dan mana objek. Untuk mencari subjek dari satu kalimat dengan pertanyaan "apa yang mau dijual" jawabnya tentu "rumah ini". Pertanyaan selanjutnya apakah rumah ini mau dijual. Sebenarnya bukan rumah yang mau dijual tetapi adalah seseorang pemilik rumah. Kenapa? karena rumah hanyalah objek untuk dijual. Rumah di tidak bisa ditanya "Wahai rumah apakah kamu mau untuk dijual?" Jawabannya tidak ada karena rumah tidak bisa berkata-kata. Sehingga menurut beliau kalimat tersebut rancu antara sabjek dan objeknya.

Akhirnya sampai sekarang banyak sekali orang enggan memakai kalimat tersebut jika hendak menjual rumahnya.

Kalau kita mau mencermati lebih dalam lagi. Kita lihatlah kalimat tersebut bentuknya pasif artinya kedudukan objek adalah pelaku sedangkan kedudukan subjek adalah objek.

Dari mana kita tahu bahwa itu adalah kalimat pasit? Dari prediketnya yang kata kerjanya berawalan di, dalam kalimat di atas adalah dijual. Jadi setiap sesuatu kalimat yang prediketnya berawalan di maka kalimat tersebut bentuknya pasif dan kedudukan subjek adalah objek.

Kalau kalimat tersebut pasif jadi jelas rumah dalam kalimat diatas adalah berkedudukan sebagai objek, mau adalah keterangan dan dijual adalah prediket.

Lantas dimana subjeknya? Subjeknya tersembunyi atau sengaja tidak dicantumkan karena yang membuat kalimat merasa sudah cukup orang mengerti dengan kalimat tersebut.

Dari mana kita tahu subjeknya tersembunyi atau tidak dicantumkan? Kita tahu dari kalimat pasif yang sempurna adalah
objek +(kata keterangan) + (di)prediket + oleh + subjek.
Kalimat diatas sebenarnya tidak lengkap, seharusnya berbunyi: "Rumah ini mau dijual oleh saya si pemilik rumah". Kalimat ini jadi sempurna maka ketahuanlah bahwa subjeknya adalah saya si pemilik rumah ya khaan.

Baca Selengkapnya..

07 Julai, 2007

NKRI Negara yang berdaulat?

Negara yang berdaulat adalah negara yang lepas dari intervensi dan ketergantungan pihak asing. Kalau Indonesia masih tergantung dan terpengaruh pihak asing dalam penentuan kebijaksanaannya.
Contoh : Ikut-ikutan mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1747 tentang Nuklir Iran, latah karena Amerika atau takut dibilang negara pro negara teroris (Iran).
Lagi-lagi Indonesia menanda tangani perjanjian bodoh dengan Singapura tentang keamanan bersama! Perjanjian tersebut adalah pemberian daerah latihan Militer kepada Singapura (Military Area Training-MTA) dan tentu saja pangkalan Militer Singapura (Defence Coorpertion Agreement-DCA)yang biaya pemeliharaannya sebagian besar ditanggung Indonsia.
Biaya pembangunan tempat latihan itu memang lebih banyak dari Singapura, namun biaya pemeliharaannya yang justru lebih besar, berasal dari pemerintah Indonesia.
(Antara News)
Anehnya perjanjian yang sangat merugikan Indonesia itu jika ternyata terdapat kesalahan hanya dapat direvisi setelah duabelas tahun sejak ditanda-tangani.
Baca Selengkapnya..

05 Julai, 2007

NKRI, Lemah....?

NKRI Menuju ke Disintegrasi Bangsa. Pengibaran Bendera RMS 29 Juni 2007 dalam tarian cakalele di Ambon dalam rangkan Harganas (Hari Ganas dan Na'as eh salah Hari Keluarga Nasional) di hadapan Presiden RI SBY, dan juga pengibaran Bendera Bintang Kejora dalam Tarian Pembukaan Konfrensi Besar Masyarakat Adat Papua II, Menandakan lemahnya pengawasan kesatuan dan persatuan Indonesia, juga lemahnya keamana dan kekuatan Militer Indonesia. Ada pengamat Amerika yang mengatakan bahwa pengibaran Bendera Bintang Kejora adalah bagian dari Demokrasi!? Bulsit! Mana ada Demokrasi mengajarkan perpecahan. Integrasi adalah tulang punggung suatu negara, jika tidak ada runtuhlah suatu negara. Indonesia perlu bersikap tegas dalam ancaman laten Disintegrasi dan rorongan perpecahan NKRI. Saya jadi Ingat Buku yang ditulis oleh Samuel Hutington pada belasan tahun yang lalu. Buku tersebut sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia judulnya "Tertib Politik."
Buku tersebut menjelaskan bagai mana sebenarnya menjaga keutuhan suatu negera dan menjalankan roda pemerintahan walau dalam situasi damai maupun terancam perpecahan. Dengan mengambil contoh negara-negara dunia ketiga dan negara maju serta negara yang sedang berkembang. Dengan membaca buku tersebut jelaslah bahwa menjaga keutuhan suatu negara dari disintegrasi dan ancaman kudeta amat diperlukan dan diharuskan. Bukan hal yang sepele apalagi bagian dari Demokrasi.
Baca Selengkapnya..

20 Jun, 2007

Sumatra Backbone telah selesai, apa hasilnya?...

Pembangunan Sumatra Backbone sudah lama selesai. Sumatra Backbone adalah penanaman Fiber Optic sepanjang pulau sumatra melewati kota Pekanbaru. Dengan selesainya Sumatra Backbone tersebut dapat menampung komunikasi broadband. Tetapi menurut perkiraan saya tidak Sumatra Backbone saja yang telah dibangun, mungkin Jawa Backbone, Sulawesi Backbone, Kalimantan Backbone dan sebagainya.

Tetapi apa hasilnya dapat dirasakan sepenuhnya oleh rakyat. Internet tetap aja mahal. Telepon tetap juga yang paling mahal di Asia. Padahal ketika pembangungan kabel telepon bawah tanah dengan sangat banyak pengorbanan, merusak jalan, menyebabkan kemacetan, bahkan ada lobang telepon yang menganga ditengah jalan menyebabkan korban nyawa manusia. Rakyat tetap tidak protes, rakyat tidak ada yang protes karena menganggap hal tersebut untuk kepentingan rakyat
Padahal buktinya sampai sekarang telepon tetap mahal. Internet tetap mahal. Gaji direktur telkom adalah gaji yang terbesar di Indonesia. Artinya memang selama ini demi keuntungan pribadi segelintir orang bukan untuk kepentingan rakyat.

Rakyat tidak sadar sekarang pembangunan tidak lagi dilaksanakan pemerintah tetapi sudah diambil alih pihak swasta yang menguntungkan swasta sendiri. Merusak jalan yang dibuat dengan biaya pemerintah hasil dari pajak rakyat, dirusak untuk kepentinga pribadi pihak swasta.

Satelit! Katanya kita punya Satelit Palapa. Itu Dulu! Sekarang satelit kita telah terjual ke pihak asing.





Baca Selengkapnya..

02 April, 2007

Kesalahan Kata Carut-marut

Carut-marut adalah kata yang sering diucapkan dan diungkapkan tetapi tetapi salah pengertian. Lihat di Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia (KBUBI) artinya malah bilur yaitu bekas luka, bekas cambukan.Apa arti sebenarnya? Tunggu dulu sebelum kita kaji lebih dalam terlebih dahulu apa yang mereka (orang-orang yang salah mengerti tentang arti carut-marut tersebut) memaksudkan kata carut-marut tersebut. Melihat tulisan dan ungkapan mereka carut-marut menggambarkan suatu keadaan yang kacau-balau tanpa aturan, yang sangat tidak nyaman jika harus berada pada keadaan yang seperti itu. Dari mana mereka mendapatkan arti seperti ini. Kata Carut-marut kabarnya adalah kata yang diadopsi dari Bahasa Melayu Malaysia. Salahkah arti yang demikian. Kalau di Indonesia yang tidak begitu mengerti tentang arti carut-marut sebenarnya penggunaannya agak sedikit melenceng atau salah. Di salah satu stasiun TV swasta disebutkan dikatakan :

Carut-marut aturan perkereta-apian di Indonesia adalah penyebab sering terjadinya kecelakaan.
Pengunaan kata carut-marut seperti ini salah, karena tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya.

Apa arti yang sebenarnya? Kita lihat kata carut-marut ini adalah ungkapan yang berbentuk kata ulang ber variasi dimana kata dasarnya ada pada kata yang pertama. Contoh lain adalah Kacau-balau artinya sangat kacau, kata dasarnya adalah kacau dan ulangan bervariasinya adalah balau dimana variasinya adalah perubahan huruf K dari kacau ke huruf B menjadi Balau. Kata Balau sendiri tidak ada arti kecuali dalam kata bervariasi tersebut. Lihat lagi contoh-contoh kata ulang bervariasi yang lainnya: Sayur-mayur biasa digunakan di Indonesia yang artinya berbagai macam sayuran, kata dasarnya sayur. Saudara-mara biasa digunakan di Malaysia yang artinya hubungan-hubungan kekerabatan kata dasarnya saudara. Contoh lain: Haru-biru, Hiruk-pikuk, Terang-benderang, Lintang-pukang, tunggang-langgang. Ada lagi kata ulang bervariasi tetapi kata dasarnya adalah perkiraan saja, contohnya: robak-rabik kata dasarnya diperkirakan robek. Robak-rabik adalah ungkapan yang menggambarkan suatu keadaan yang penuh robek-robek dan sangat gampang robek.


Apa arti kata carut-marut? Lihatlah kata dasarnya adalah carut yang berarti: kata atau perkataan yang tidak senonoh lebih sering berbau porno yang sengaja diucapkan untuk membuat orang yang mendengarnya (atau membacanya) jadi benci atau sakit hati. Contoh: “anak itu sering bercarut sehingga membuat gurunya marah.” Carut-marut sendiri lebih berarti suatu keadaan penuh carutan (bercarut-carut) atau membuat orang lain bercarut untuk menggambarkannya. Contoh: “Model pakaian wanita sekarang sudah carut-marut hampir telanjang.” “Tayangan hiburan di Televisi sudah carut marut.” “Carut-marut situs porno di Internet.” Lantas dimana letak kesalahan kata stasiun televisi di atas? Jawabannya denggan pertanyaan: Apakah aturan perkereta apian isinya carut-carutan (banyak bercarut)? Tidak. Apakah aturan perkereta-apian di Indonesia isinya membuat orang lain bercarut karenanya? Jawabannya Tidak.Kalau jawabannya tidak maka artinya pemakaian kata carut-marut jadi salah.

Baca Selengkapnya..

30 Mac, 2007

Tanaman yang bertasbih dan Ramalan Mama Lourent


Ada di Pekanbaru kotaku, Tanaman yang dengan izin Allah membentuk tulisan dengan bahasa arab nama Allah. Tanaman tersebut sejenis tanaman menjalar naik sebatang pohon akasia yang telah mati dan membentuk rangkaian lam lam dan ha (Allah). Ada yang mengatakan itu adalah tanda-tanda yang akan terjadi bencana di Pekanbaru. Hal ini dikaitkan dengan adanya ramalan yang mengatakan tanggal 4 bulan 4 tahun 2007 menurut Mama Lauren sang Forecasting (peramal), Pekanbaru akan ditenggelamkan. Sang Peramal dengan segala tipu dayanya berani jika ramalannya tidak terbukti silakan ia di penjarakan. Tetapi jika ramalannya benar ia akan masuk Islam. Masuk Islam?! Orang sudah terlanjur musrik dengan percaya akan ramalan kamu, Mama Lauren! Tipu Muslihat yang sempurna! Bagi saya tidak ambil pusing dengan ramalan dan tanda alam tersebut. Toh kalau tuhan menghendaki bencana tidak akan daya upaya kecuali dengan berdo'a minta pada Allah sendiri. Memang kita mampu melawan kehendak Allah?!
Baca Selengkapnya..

29 Mac, 2007

Pengalaman sebagai Guru

Kita sebagai guru kelihatannya harus setiap saat mengawasi murid. Jangan sampai sedetikpun lepas dari pengawasan kita sebagai guru. Sampai sebatas mana pengawasan yang diperlukan dan penwasan yang terlalu kaku? Sebatas hal yang kita awasi dapat memberikan mereka latihan untuk melakukan hal baik. Tetapi ini harus ada target hingga anak didik kira-kira mampu berdiri sendiri untuk melakukan hal yang baik tanpa pengawasan dari kita para guru. Karena kita tidak mungkin melakukan pengawasan ini terus menerus tanpa batas. Kita inginkan perubahan. Berikan mereka pengawawan yang sedikit longgar untuk melihat feed back dari apa yang telah mereka dapatkan dari beberapa kali latihan yang telah kita berikan. Jika mereka melanggar aturan maka beri mereka hukuman sebagai pelajaran atas konsekwensi dari pelanggaran dari aturan yang kita telah kita tetapka sebelumnya. Hukuman yang diberikan menyadarinya telah melakukan kesalahan dan sebagai pelajaran baginya untuk jangan sekali-kali melakukan kesalahan. Lakukan hal tersebut berulang-ulang tanpa batas. Pengawasan ketat, sedikit longgar kemudian hukuman bagi yang melanggar. Kemudian pengawasan yang tidak begitu ketat, kemudian hukuman lagi bagi yang melanggar. Terus hal ini berulang-ulang sampai mereka benar-benar dapat di percaya untuk tidak melanggar aturan.

Apakah pengawasan ini benar-benar diperlukan? Ya! Karena anak didik belum tahu mana yang sebaiknya dilakukan kitalah sebagai guru yang lebih dewasa untuk mengawasi mereka. Banyak yang dilakukan peserta didik yang dilanggar. Mengapa dilarang? Bukankah pelarangan itu membunuh inisiatif siswa untuk kreatif? Ya ,benar! Tetapi pelarangan ini perlu dilakukan karena:

  1. karena anak didik tidak tahu akan akibat dari yang ia lakukan.
  2. karena mungkin anak melakukan yang berbahaya dilakukan.

Kita melarang anak didik karena:

  1. perbuatannya mengganggu orang lain.
  2. Atau karena ia melakukan hal yang dapat berakibat buruk atau membahaya dirinya sendiri atau orang lain.

Selain karena dua hal tersebut anak didik bebas melakukan apa saja. Karena setiap anak pasti berkembang. Dan perkembangannya mencakup pengetahuan (Kognitif), Skill (Psikomotor) dan Perasaan (Afektif). Nah itulah pendidikan. Sampai beramin anak itupun pendidikan baginya. Karena dalam bermain anak berkembang mencakup tiga aspek pendidikan tersebut. Lihatlah sebabnya, mengapa kita melarang anak meribut dikelas? Karena ribut itu mengganggu orang lain temannya yang sedang ingin belajar serius. Mengapa kita harus melarang anak-anak berlarian? Karena tentunya selain mengganggu temannya yang sedang belajar, berlarian juga dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.

Baca Selengkapnya..

24 Mac, 2007

Tipe-tipe manusia

Tipe Anak Raja

Anak raja, atau anak mami, atau anak babe. Manja berlebihan baik pada diri sendiri maupun orang lain. Tipe seperti ini amat sangat memanjakan diri sendiri kadang berlebihan proteksi. Orang seperti ini dapat terlihat dengan ciri-ciri selalu bawa sapu tangan disakunya dan menyeka keringat walau tidak berkeringat. Membawa handuk kecil yang selalu digantung dileher. Walau sebenarnya ia bukan orang pekerja berat atau olahragawan. Kalau duduk selalu dialas dengan sesuatu jika kurang empuk alas dengan kain atau bantal, dialas dengan koran supaya tidak kotor dan sebagainya. Orang seperti ini selalu tampak bersih dan rapi. Tetapi selalu banyak tuntutan dan keluhan. Selalu ada saja kekurangan. Sangat menjaga badan dari kotoran, penyakit, dan lain sebagainya. Dirumah selalu mengenakan sandal. Walau dirumahnya tidak kotor dan kaki tidak pula bersih. Seandainya dibolehkan di dalam Masjid pun ia pakai sandal. Orang seperti ini biasanya sangat tergantung dengan orang lain. Orang seperti ini kayak siapa yaa… lihat sendirilah.

Tipe Sang Penakluk

Orang seperti ini sangat senang melihat orang menderita karenanya. Sangat sadis dan kejam. Mungkin sakit jiwa kali. Dalam tahapan akut bisa disebut Paranoid. Sang Penakluk Paranoid dalam tahapan rendah atau kadarnya lemah. Orang seperti ini dapat dilihat dengan ciri-ciri seperti selalu marah-marah pada pelayan restoran. Perintahnya pada pelayan membuat pelayan pontang-panting melayaninya, hal itulah yang membuatnya senang. Sangat berkuasa dengan bawahan dan orang rendahan. Pada pelayan loket yang selalu ia bentak-bentak, supaya pelayan itu super sibuk melayaninya. Salah sedikit di besar-besarkan. Yang tidak ada salah dicari-cari kesalahannya. Kalau perlu dijebak ia untuk membuat kesalahan. Betapa kejamnya! Hanya demi memuaskan penaklukkannya. Adakah orang seperti ini? Ada saja kalau pimpinan anda haus kekuasaan nah mungkin dialah tipe orangnya. Hehehe…

Tipe Jongos

Jongos adalah Babu, Pembantu, mungkin juga budak, hamba sahaya atau yang sejenisnya. Orang seperti ini kebalikan dari sang penakluk. Jika penakluk senang memperbudak orang lain maka Jongos sangat menghina diri melayani orang suatu keharusan dan takdir. Orang seperti ini adalah makanan empuk tipe penakluk. Orang seperti ini selalu dimanfaatkan orang lain. Mau disuruh kerja walau tanpa gaji atau imbalan apapun. Tanpa pamrih? Bukan. Balasan Penghinaan orang lainpun ia terima sebagai suatu kewajaran. Orang jahat yang memanfaatkannya menyebut tipe jongos ini orang tolol. Dan memanfaatkannya suatu kecerdikan. Orang yang bertipe seperti ini sadar ia disakiti, tetapi tidak tahu mesti berbuat apa. Membalas, boro-boro terpikirpun olehnya tidak pernah. Ia sangat sadar akan dirinya tidak berdaya. Mungkin ia berpotensi merubah nasibnya tetapi cap pikirannya yang membuat ia lemah tak berdaya sehingga menjadi santapan lezat terus bagi sang penakluk. Menyedihkan memang. Memangnya ada orang yang tipe seperti ini? Ya ada, …. Sayalah contohnya. Suka baik dan menolong orang tanpa imbalan. Sering kerja sukarela di sebuah organisasi sosial tetapi tidak pernah dipromosikan orang untuk jabatan yang lebih tinggi. Hehehe

Baca Selengkapnya..

16 Mac, 2007

Aku adalah aku

Seandainya daku orang kaya yang dimanjakan oleh berbagai fasilitas. Aku akan jadi orang malas yang duduk di kursi santai menikmati Televisi puluhan chanel dengan berbagai acara yang tidak cukup umurku untuk menonton semuanya. Aku akan menonton televisi sampai mataku terasa sakit, dan punggungku pegal karena lama duduk di depan televisi.

Setelah itu aku akan online di Internet yang tidak perlu khawatir akan bengkaknya pemakaian internet. Biar bengkak segede gajah, walau meledak sekalipun aku tak peduli karena aku mampu membayarnya.

Kemudian badanku gemuk tidak karuan seperti segoni beras yang padat. Karena terlalu banyak ngemil didepan televisi. Akupun tidak dapat lagi bebas bergerak karena badan ku berat yang setiap saat semakin membesar. Kursi malasku bisa rubuh menahan berat badanku atau sudah tidak bisa lagi duduk di kursi karena tidak ada lagi kursi yang cukup kuat untuk aku duduki.

Matakupun mulai kabur karena setiap saat didepan televisi dan monitor komputer. Perlu kaca mata yang tebal, lebih tebal, dan setiap saat makin tebal saja.Ah.. ternyata tidak enak juga jadi orang kaya. Kalau kita tidak siap menerimanya. Kalau aku kaya biarlah kekayaanku akan banyak kusedekahkan pada oang lain kalau memang tidak dapat aku pergunakan dengan baik. Dari pada nanti akan memberikan akibat yang tidak baik padaku. Takut, Cemas, Khawatir adalah perasaan-perasaan jika kita dibebani sesuatu tanggung jawab, atau nikmat. Kalau tanggung jawab biasanya takut akan ketidak sanggupan kita. Contohnya: Takut seorang murid pada gurunya karena PR yang diberikan tidak selesai. Takut bawahan pada atasannya karena jabatan baru yang ia pegang belum dapat sepenuhnya ia emban. Kalau nikmat biasanya takut kehilangan karena tidak merasa mampu mempertahankan atau menjaga nikmat tersebut.

Baca Selengkapnya..

26 Februari, 2007

Sepanjang Hidupku Adalah Yang Terbaik Bagi Ku

Aku tidak pernah hidup susah dan menderita

Sejak aku dilahirkan keatas dunia aku hidup tidak pernah kekurangan apalagi sampai menderita. Tidak pernah merasa kehilangan orang tua, kelaparan, hidup dalam kondisi kritis perang, atau hidup melarat jauh dari hidup layak. Aku hidup sederhana walau tidak kaya. Aku hanya orang biasa.

Aku tidak pernah jatuh ke lembah Hitam

Aku dilahirkan dalam keluarga yang biasa saja. Orang tuaku Ayah bukanlah orang alim, ta'at beragama. Ayahku dulu khabarnya selalu juga meninggalkan sholat. Ibuku agak sedikit ta'at dibanding ayahku lebih sering baca Qur'an. Tetapi ayahku agak tegas dalam mendidik anak. Walau ia tidak tahu anak yang mana yang seharusnya ia utamakan. Sampai sekarang aku tidak pernah terjebak dunia hitam. Pelacuran, perjudian, apalagi Narkotika. Sampai sekarang aku tidak perokok. Memang inilah pilihan hidupku mungkin dari dulu. Hasil didikan orang tua? Ayahku memang tegas melarang anaknya merokok, tetapi tidak juga. Abangku yang paling tua perokok, ayahku tidak mampu melarangnya. Ayahku tidak juga mampu melarang tetangga yang memberikan minuman haram berupa anggur kepadaku ketika usiaku kelas dua SD. Tegaskah ayahku? Kepada setiap anaknya ia selalu marah-marah. Tetapi selalu dikalahkan oleh orang lain yang ia sayangi, ia segani. Tapi saya masih bersyukur berada di jalur Islam.

Baca Selengkapnya..

21 Februari, 2007

Saya Lelaki Jomblo

Jomblo gitu orang sekarang bilang. Cari-cari pasangan… ya pasti… kecuali kalau sudah patah hati, ndak mau menikah lagi. Kalau teman, (baik yang jomblo atau yang udah punya) sudah banyak yang memperkenalkan, tetapi, tetap aja tidak berkenan dihati.

Banyak orang yang berkata saya terlalu pilih-pilih. Ah dak juga, tetapi orang yang saya minati selalu menolak untuk didekati. Dengan berbagai alasan, yang kadang tidak masuk diakal. Sejak kecil saya tidak pernah menetapkan calon pasangan saya seperti apa.

Pernah juga pada suatu pesta pernikahan ketika saya berumur kira-kira 8 tahun, para remaja wanita didandani cantik-cantik sekali. Sejak itu saya kagum pada wanita dengan kecantikannya. Mungkin saya mensyaratkan wanita pasangan saya harus cantik. (Kenapa? memang ndak boleh pilih wanita cantik?) Ya sudah lupakan.

Ketika saya masuk usia remaja kira-kira 14 tahun saya jatuh cinta pada seorang wanita cantik teman sekelas sekolah saya, yang sempurna seperti bayangan calon pasangan yang ideal. Tetapi ia selalu menghindar dari saya. Dan saya tidak mau terlalu mengejar wanita karena saya merasa mempunyai harga diri, dan merasa perlu menghargai wanita. Kalau ia memang tidak suka mengapa harus dia. Aku berpikir ketika itu “Toh umurku masih panjang.”

Saya yang pilih-pilih, orang yang ditaksir juga pilih-pilih, akhirnya dak ada yang jadi. Pilih-pilih itu sebagai lelaki wajar. Lelaki lebih berhak memilih. Bukannya berarti perempuan tidak berhak memilih. Tetapi kalau perempuan keterlaluan dalam memilih, akhirnya bisa celaka. Karena jumlah perempuan lebih banyak dari lelaki. Lelaki ditakdirkan berkuasa mempunyai kekuatan. Kalau gara-gara wanita sangat pilih-pilih akibatnya laki-laki memperkosa wanita bagaimana? Apa ini tidak celaka namanya Sayang sekali wanita sekarang tidak berpikir sampai kesana.

Wanita sekarang berpikir harta, uang, dan materi. Buktinya banyak wanita memilih lelaki kaya sebagai calon suami idealnya. Cari pasangan ya... memang sedang dilakukan. Itu suatu keharusan Tapi belum ada yang berkenan dihati. Kemana perginya jodohku, kenapa bikin aku patah hati.
Baca Selengkapnya..

19 Februari, 2007

Ikhlas Kah?

Anda seorang sukarelawan dalam satu oraganisasi yang bersifat sosial? Pengurus Masjid atau Mushalla? Anggota atau simpatisan salah satu Partai Politik?

Apapun kerja sosial memerlukan yang namanya ke-ikhlas-an. Keikhlasan adalah segala sesuatu tujuan hanya untuk mendapat balasan dan keridhoan Allah SWT.

Keikhlasan kita teruji jika kita jika kita tidak pernah memastikan tujuan kita hanya untuk Allah.SWT.

Ikhlas sih... ikhlas. Tapi kalau kita berada dalam satu pengurus organisasi mengabdi beberapa tahun tanpa ada dampak perkembangan diri... Anda setelah beberapa tahun jadi pengurus suatu organisasi tetapi bila ada kesempatan Pelatihan Manajemen Organisasi, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan lain-lainnya, selalu saja teman anda yang baru masuk terpilih, diangkat dan dipromosikan... akan masih ikhlas kah anda.

Orang Pasti selain ikhlas ada maksud lain dari tergabungnya di organisasi, disadari atau tidak. Apakah ingin menambah pengalaman. Ingin terpandang dalam masyarakat. Ingin nasibnya lebih baik, dan sebagainya.

Orang-orang yang benar-benar Ikhlas sayangnya selalu hanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak Ikhlas tapi mempunyai koneksi, Lobby, dan jaringan yang kuat.
Baca Selengkapnya..