Translate

30 Mac, 2007

Tanaman yang bertasbih dan Ramalan Mama Lourent


Ada di Pekanbaru kotaku, Tanaman yang dengan izin Allah membentuk tulisan dengan bahasa arab nama Allah. Tanaman tersebut sejenis tanaman menjalar naik sebatang pohon akasia yang telah mati dan membentuk rangkaian lam lam dan ha (Allah). Ada yang mengatakan itu adalah tanda-tanda yang akan terjadi bencana di Pekanbaru. Hal ini dikaitkan dengan adanya ramalan yang mengatakan tanggal 4 bulan 4 tahun 2007 menurut Mama Lauren sang Forecasting (peramal), Pekanbaru akan ditenggelamkan. Sang Peramal dengan segala tipu dayanya berani jika ramalannya tidak terbukti silakan ia di penjarakan. Tetapi jika ramalannya benar ia akan masuk Islam. Masuk Islam?! Orang sudah terlanjur musrik dengan percaya akan ramalan kamu, Mama Lauren! Tipu Muslihat yang sempurna! Bagi saya tidak ambil pusing dengan ramalan dan tanda alam tersebut. Toh kalau tuhan menghendaki bencana tidak akan daya upaya kecuali dengan berdo'a minta pada Allah sendiri. Memang kita mampu melawan kehendak Allah?!
Baca Selengkapnya..

29 Mac, 2007

Pengalaman sebagai Guru

Kita sebagai guru kelihatannya harus setiap saat mengawasi murid. Jangan sampai sedetikpun lepas dari pengawasan kita sebagai guru. Sampai sebatas mana pengawasan yang diperlukan dan penwasan yang terlalu kaku? Sebatas hal yang kita awasi dapat memberikan mereka latihan untuk melakukan hal baik. Tetapi ini harus ada target hingga anak didik kira-kira mampu berdiri sendiri untuk melakukan hal yang baik tanpa pengawasan dari kita para guru. Karena kita tidak mungkin melakukan pengawasan ini terus menerus tanpa batas. Kita inginkan perubahan. Berikan mereka pengawawan yang sedikit longgar untuk melihat feed back dari apa yang telah mereka dapatkan dari beberapa kali latihan yang telah kita berikan. Jika mereka melanggar aturan maka beri mereka hukuman sebagai pelajaran atas konsekwensi dari pelanggaran dari aturan yang kita telah kita tetapka sebelumnya. Hukuman yang diberikan menyadarinya telah melakukan kesalahan dan sebagai pelajaran baginya untuk jangan sekali-kali melakukan kesalahan. Lakukan hal tersebut berulang-ulang tanpa batas. Pengawasan ketat, sedikit longgar kemudian hukuman bagi yang melanggar. Kemudian pengawasan yang tidak begitu ketat, kemudian hukuman lagi bagi yang melanggar. Terus hal ini berulang-ulang sampai mereka benar-benar dapat di percaya untuk tidak melanggar aturan.

Apakah pengawasan ini benar-benar diperlukan? Ya! Karena anak didik belum tahu mana yang sebaiknya dilakukan kitalah sebagai guru yang lebih dewasa untuk mengawasi mereka. Banyak yang dilakukan peserta didik yang dilanggar. Mengapa dilarang? Bukankah pelarangan itu membunuh inisiatif siswa untuk kreatif? Ya ,benar! Tetapi pelarangan ini perlu dilakukan karena:

  1. karena anak didik tidak tahu akan akibat dari yang ia lakukan.
  2. karena mungkin anak melakukan yang berbahaya dilakukan.

Kita melarang anak didik karena:

  1. perbuatannya mengganggu orang lain.
  2. Atau karena ia melakukan hal yang dapat berakibat buruk atau membahaya dirinya sendiri atau orang lain.

Selain karena dua hal tersebut anak didik bebas melakukan apa saja. Karena setiap anak pasti berkembang. Dan perkembangannya mencakup pengetahuan (Kognitif), Skill (Psikomotor) dan Perasaan (Afektif). Nah itulah pendidikan. Sampai beramin anak itupun pendidikan baginya. Karena dalam bermain anak berkembang mencakup tiga aspek pendidikan tersebut. Lihatlah sebabnya, mengapa kita melarang anak meribut dikelas? Karena ribut itu mengganggu orang lain temannya yang sedang ingin belajar serius. Mengapa kita harus melarang anak-anak berlarian? Karena tentunya selain mengganggu temannya yang sedang belajar, berlarian juga dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.

Baca Selengkapnya..

24 Mac, 2007

Tipe-tipe manusia

Tipe Anak Raja

Anak raja, atau anak mami, atau anak babe. Manja berlebihan baik pada diri sendiri maupun orang lain. Tipe seperti ini amat sangat memanjakan diri sendiri kadang berlebihan proteksi. Orang seperti ini dapat terlihat dengan ciri-ciri selalu bawa sapu tangan disakunya dan menyeka keringat walau tidak berkeringat. Membawa handuk kecil yang selalu digantung dileher. Walau sebenarnya ia bukan orang pekerja berat atau olahragawan. Kalau duduk selalu dialas dengan sesuatu jika kurang empuk alas dengan kain atau bantal, dialas dengan koran supaya tidak kotor dan sebagainya. Orang seperti ini selalu tampak bersih dan rapi. Tetapi selalu banyak tuntutan dan keluhan. Selalu ada saja kekurangan. Sangat menjaga badan dari kotoran, penyakit, dan lain sebagainya. Dirumah selalu mengenakan sandal. Walau dirumahnya tidak kotor dan kaki tidak pula bersih. Seandainya dibolehkan di dalam Masjid pun ia pakai sandal. Orang seperti ini biasanya sangat tergantung dengan orang lain. Orang seperti ini kayak siapa yaa… lihat sendirilah.

Tipe Sang Penakluk

Orang seperti ini sangat senang melihat orang menderita karenanya. Sangat sadis dan kejam. Mungkin sakit jiwa kali. Dalam tahapan akut bisa disebut Paranoid. Sang Penakluk Paranoid dalam tahapan rendah atau kadarnya lemah. Orang seperti ini dapat dilihat dengan ciri-ciri seperti selalu marah-marah pada pelayan restoran. Perintahnya pada pelayan membuat pelayan pontang-panting melayaninya, hal itulah yang membuatnya senang. Sangat berkuasa dengan bawahan dan orang rendahan. Pada pelayan loket yang selalu ia bentak-bentak, supaya pelayan itu super sibuk melayaninya. Salah sedikit di besar-besarkan. Yang tidak ada salah dicari-cari kesalahannya. Kalau perlu dijebak ia untuk membuat kesalahan. Betapa kejamnya! Hanya demi memuaskan penaklukkannya. Adakah orang seperti ini? Ada saja kalau pimpinan anda haus kekuasaan nah mungkin dialah tipe orangnya. Hehehe…

Tipe Jongos

Jongos adalah Babu, Pembantu, mungkin juga budak, hamba sahaya atau yang sejenisnya. Orang seperti ini kebalikan dari sang penakluk. Jika penakluk senang memperbudak orang lain maka Jongos sangat menghina diri melayani orang suatu keharusan dan takdir. Orang seperti ini adalah makanan empuk tipe penakluk. Orang seperti ini selalu dimanfaatkan orang lain. Mau disuruh kerja walau tanpa gaji atau imbalan apapun. Tanpa pamrih? Bukan. Balasan Penghinaan orang lainpun ia terima sebagai suatu kewajaran. Orang jahat yang memanfaatkannya menyebut tipe jongos ini orang tolol. Dan memanfaatkannya suatu kecerdikan. Orang yang bertipe seperti ini sadar ia disakiti, tetapi tidak tahu mesti berbuat apa. Membalas, boro-boro terpikirpun olehnya tidak pernah. Ia sangat sadar akan dirinya tidak berdaya. Mungkin ia berpotensi merubah nasibnya tetapi cap pikirannya yang membuat ia lemah tak berdaya sehingga menjadi santapan lezat terus bagi sang penakluk. Menyedihkan memang. Memangnya ada orang yang tipe seperti ini? Ya ada, …. Sayalah contohnya. Suka baik dan menolong orang tanpa imbalan. Sering kerja sukarela di sebuah organisasi sosial tetapi tidak pernah dipromosikan orang untuk jabatan yang lebih tinggi. Hehehe

Baca Selengkapnya..

16 Mac, 2007

Aku adalah aku

Seandainya daku orang kaya yang dimanjakan oleh berbagai fasilitas. Aku akan jadi orang malas yang duduk di kursi santai menikmati Televisi puluhan chanel dengan berbagai acara yang tidak cukup umurku untuk menonton semuanya. Aku akan menonton televisi sampai mataku terasa sakit, dan punggungku pegal karena lama duduk di depan televisi.

Setelah itu aku akan online di Internet yang tidak perlu khawatir akan bengkaknya pemakaian internet. Biar bengkak segede gajah, walau meledak sekalipun aku tak peduli karena aku mampu membayarnya.

Kemudian badanku gemuk tidak karuan seperti segoni beras yang padat. Karena terlalu banyak ngemil didepan televisi. Akupun tidak dapat lagi bebas bergerak karena badan ku berat yang setiap saat semakin membesar. Kursi malasku bisa rubuh menahan berat badanku atau sudah tidak bisa lagi duduk di kursi karena tidak ada lagi kursi yang cukup kuat untuk aku duduki.

Matakupun mulai kabur karena setiap saat didepan televisi dan monitor komputer. Perlu kaca mata yang tebal, lebih tebal, dan setiap saat makin tebal saja.Ah.. ternyata tidak enak juga jadi orang kaya. Kalau kita tidak siap menerimanya. Kalau aku kaya biarlah kekayaanku akan banyak kusedekahkan pada oang lain kalau memang tidak dapat aku pergunakan dengan baik. Dari pada nanti akan memberikan akibat yang tidak baik padaku. Takut, Cemas, Khawatir adalah perasaan-perasaan jika kita dibebani sesuatu tanggung jawab, atau nikmat. Kalau tanggung jawab biasanya takut akan ketidak sanggupan kita. Contohnya: Takut seorang murid pada gurunya karena PR yang diberikan tidak selesai. Takut bawahan pada atasannya karena jabatan baru yang ia pegang belum dapat sepenuhnya ia emban. Kalau nikmat biasanya takut kehilangan karena tidak merasa mampu mempertahankan atau menjaga nikmat tersebut.

Baca Selengkapnya..