Translate

13 September, 2007

Konversi Minyak Tanah ke Gas.

Minyak Tanah adalah kebutuhan manusia sejak dulu. Dipakai mulai dari keperluan minyak lampu sampai kompor untuk memasak. Dialah minyak tanah yang merajai keperluan manusia. Tapi sekarang keperluan akan minyak tanah mulai dirasakan surut karena adanya listrik untuk keperluan lampu.

Dahulu sebelum adanya listrik maka minyak tanah adalah kebutuhan manusia untuk menerangi saat malam tiba. Mulai dari obor, colok, lampu Togok, lampu Dinding, lampu Lentera, sampai kepada lampu Petromag yang dipakai di masjid-masjid, toko-toko, dan rumah makan.

Semua lampu itu membutuhkan minyak tanah sebagai bahan bakarnya tanpa itu lampu tidak bisa hidup. Itulah sebabnya di daerah tempat saya tinggal istilah minyak lampu untuk minyak tanah lebih populer dari pada kata minyak tanah itu sendiri. Begitu pula untuk masak, mulai dari pakai kayu bakar untuk memancing api agar cepat menyala, sampai pada kompor minyak tanah banyak sumbu, dan yang satu sumbu, sampai pada kompor gas minyak tanah yaitu kompor yang biasa memakai minyak tanah dan tekanan angin sebagai memperkuat semburan apinya. Kompor seperti ini biasa dipakai oleh tukang tempel ban, tukang jual goreng pisang dalam gerobaknya dan lain-lainnya.

Tetapi sekarang minyak mulai dirasakan surut oleh orang-orang yang sudah biasa menggunakan listrik dalam keperluan penerangan lampu. Biasa menggunakan Gas LPG untuk memasak. Sehingga praktis minyak tanah ditinggalkan. Bagi orang yang sudah ada listrik dirumahnya praktis minyak tanah hanya untuk keperluan memasak saja.

Sehingga dengan demikian orang sekarang mengira minyak tanah hanya untuk keperluan memasak saja. Makanya dikonversi ke Gas LPG oleh Pemerintah. Pemerintah tidak pikirkan bagaimana nasib tukang tempel ban dijalan yang menempel ban harus pakai kompor gas minyak tanah, Tukang jual goreng, Tukang Mi ayam dan sebaginya.

Pemerintah tidak pikir belum semua daerah dapat terliputi listrik oleh PT. PLN. PT. PLN yang selalu kekurangan daya sehingga listriknya kian selalu mati (Trip). Jika Listrik mati pakai apa masyarakat untuk mendapatkan penerangan jika tidak ada minyak tanah. Memang listrik dapat diandalkan dalam hal penerangan menyamai minyak tanah. Lampu-lampu minyak tanah mempunyai sifat biasanya, tahan lama (lampunya selain bahan bakar, berumur panjang), pemeliharaan murah, bahan bakar murah dan mudah didapat. Begitu pula Lampu listrik berumur panjang rata-rata setahun, biaya pemeliharaan tidak ada kalau putus ya ganti aja lampunya beres banyak yang jual kok harganya murah terjangkau, Bahan bakar listrik murah dan mudah didapat. Tetapi listrik tidak selalu dapat dihandalkan karena tidak selalu tersedia setiap saat alias sering mati-mati. sehingga masyarakat masih belum meninggalkan lampu minyak tanah sepenuhnya.

Disinilah masalahnya belum ada penganti penerangan yang benar-benar pas selain lampu minyak tanah sebagai alternatif jika listrik PLN mati.

Disini sekedar perbandingan alternatif yang penulis temukan jika konversi minyak tanah benar-benar diterapkan ke seluruh Indonesia dengan kata lain Minyak tanah hilang dari peredaran atau harganya tidak lagi terjangkau.

NoJenisBiayaKelangkaanLain-lain
1LilinMurahMudah didapatResiko Mudah Terjadi Kebakaran
2Emergency LampMahalSulit di DesaBatrai cepat Habis dan soak
3Generator ListrikTidak terjangkauMudah didapatOperasional BBM Mahal

Demikian Perbandingan sebagai pertimbangan untuk alternatif dari lampu minyak tanah. Tetapi tetap aja sangat menyengsarakan dan merepotkan ditambah beban biaya tinggi untuk masing-masing alternatif.


Baca Selengkapnya..