Translate

21 Mac, 2008

Kereta api di Pekanbaru

Kalau anda pernah ke kota Pekanbaru, mungkin tranposrtasi yang tidak ada di provinsi Riau ini adalah kereta api. Tetapi sejarahnya Pekanbaru pernah ada jalur kereta api yang dibangun Jepang pada zaman penjajahan. Salut lah pada Jepang yang hanya tiga setengah tahun menjajah Indonesia berhasil membangun jalur kereta api, mulai Pekanbaru sampai Taluk Kuantan. Kabarnya Jepang menrencanakan jalurnya akan tembus ke Sawalunto Sumatra Barat. Tetapi didahului oleh jatuh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang memaksa jepang cabut keluar Indonesia. Keberhasilan membangun jalur kereta api ini tidak sedikit memakan korban jiwa, yang dihargai sebagai pahlawan kerja!Salut juga pada Jepang, yang biarpun mereka penjajah mereka telah berhasil membangun kereta apai di Riau, Pekanbaru pada khususnya. Sebenarnya bukan kereta api saja yang berhasil bibangun Jepang dalam waktu kurang dari tiga setengah tahun menjajah Indonesia, tetapi juga telah berhasil membangun hubungan telepon kabel bawah laut dari Pekanbaru sampai Singapura, wah HEBAT khan! Arigato Gozaimasu, Nippong! Hebat desu ne! Walau masih jaman penjajah, sibuk perang-perang Jepang udah peduli dengan teknologi Informasi, terbukti ditemukannya Kabel telepon di sepenjang sungai Siak ketika Indonesia baru saja Merdeka.
Photobucket
Saya masih sempat melihat sisa rel kereta api yang dibangun jepan yang melewati belakang rumah saya dulu ketika saya masa anak kecil usia 7 atau 8 tahunan, yang ketika itu saya masih tinggal di jalan Kinibalu, Pintu angin Pekanbaru, rel kereta apinya melewati jalan lokomotiv sekarang dan jalan Indra Pahlawan belakang rumah ku. Selain itu dari keterangan Penduduk yang di wawancara oleh Riau Pos Surat kabar lokal pada bulan puasa beberapa tahun yang lalu rel kereta api telah menjadi bahan penguat tiang salah satu Masjid di tanjung Rhu Pekanbaru nama masjidnya adalah Masjid Al-Furqon, tanjung Rhu Pekanbaru. Selain itu di kelurahan marpoyan damai Pekanbaru ada terdapat jalan yang bernama jalan kereta api. menurut keterangan peneduduk setempat yang sempat saya tanyakan apakah nama jalan ada hubungannya dengan kereta api yang ada di Pekanbaru ketika sebelum Indonesia merdeka? Jawabnya memang benar jalan kereta api adalah bekas jalur kereta api Pekanbaru dulu dan Besi Relnya sudah menjadi salah satu penguat tiang beton sebuah jembatan di situ. Jadi jalan Lokomotiv dekat rumah saya dulu dan jalan Kereta api daerah tangkerang Pekanbaru adalah jalur-jalur kereta api dulunya.

Baca Selengkapnya..

06 Mac, 2008

Melayu Riwayatmu dulu

Melayu adalah suku ras Melanesia, yaitu yang mendiami pesisir selat malaka. Menurut salah satu kitab cina kuno Cina, disebutkan kira-kira seribu tahun sebelum masehi sudah ada utusan dari kerajaan melayu untuk datang menghadap kerajaan cina. Kerajaan Melayu yang disebutkan berada di pulau Sumatra

Situs Depdagri tentang Sejarah Sumatra Selatan menyebutkan:
Sejarah Sumatera Selatan memiliki keterkaitan dengan sejarah Riau dan sejarah kerajaan-kerajaan di Semenanjung Tanah Melayu. Hal ini sangat logis bila dihubungkan dengan perkembangan bangsa Deutro-Melayu di daerah ini. Keturunan Deutro-Melayu ini telah menghuni kawasan tersebut sejak tahun 300 SM. Mereka menggeser kedudukan bangsa Proto Melayu yang datang ke sana sekitar 2.000 tahun sebelumnya. (http://www.depdagri.go.id)

Orang-orang melayu kemudian berkembang di sekitar selat Malaka, yang maju berkembang menjadi ramai, menjadi salah satu pusat perdagangan dunia karena wilayah kepulauan riau dan tumasik adalah tempat bertemunya jalur perdagangan dari India seperti Talikut dan Cina.

Zaman Sriwijaya
Daerah Riau merupakan daerah kekuatan perdanganan ekonomi bagi kerajaan Sriwijaya ini terbukti dengan hasil-hasil sumber daya alam yang menjadi mata dagangan ekspor kerajaan Sriwijaya.
Para ahli sejarah sependapat bahwa Kerajaan Sriwijaya tumbuh, berkembang dan mengalami masa kejayaannya selama berabad-abad antara abad ketujuh sampai abad ke-12. Sriwijaya menghasilkan sendiri komoditi penting pada masa itu, seperti lada dan timah. Daerah yang banyak menghasilkan lada adalah daerah sepanjang Sungai Kampar, Kuantan, Singingi (Riau) dan Batanghari (Jambi). Timah didatangkan dari daerah Kedah (Malaysia) dan Tapung Petapahan di hulu Sungai Siak (Riau). Selain itu Sriwijaya juga menjual emas yang berasal dari Sungai Kuantan dan Singingi.(http://www.depdagri.go.id)

Pusat kerajaan Sriwijaya ternyata adalah di Riau terbukti dengan Gambaran I-Tsing yang mengatakan pusat kerajaan Sriwijaya adalah tepat di Khatulistiwa. Muara takus di Khatulistiwa.

Dalam situs Badan Promosi dan Investasi Kabupaten Kampar menyatakan beberapa pendapat para ahli yang menyatakan bahwa Muara Takus adalah sebagai pusat kerajaan Sriwijaya, antara lain: Cornet de Groot, G. Du Ru Van Bet Ilolle, WI. Groencvcld, R.D.M Verbeck dan E TH. Van Delden, J. W. Yzerman 1889, DR. F. M. Schnitger, N.J. Krom, Ir. J.L Moens (1937), Bosch, Pusat Penelitian dan Peninggalan Purbakala Nasional, I-Tsing (671 M), Chia-Tan, Abu laid dan Abu Fida, Tim Peneliti dan Penulisan Sejarah Riau (1975), Pendapat yang dikemukakan oleh Utusan Budha manca negara antara lain: Roseemary Paton (Canada), Mrs. Lan Tjoa (Nederland), Dagpo Rinpoche (Perancis), Dagpo Tulko Jhampa Gyamtshog (Perancis), Bagoes Atmajaya (Indonesia),Endrou Hartanto ( Malaysia), Seorang lagi dari negeri Tibet.(http://www.bpi-kampar.go.id)
Baca Selengkapnya..