Translate

19 Mei, 2009

Pemimpin dan Negara


Manusia secara fitrahnya (Tercipta) dengan keadaan yang menginginkan kedamaian. Berbuat baik merupakan suatu yang melekat pada diri manusia. Manusia terlahir dengan berkeinginan untuk berbuat baik. Berbeda dengan pendapat Thomas Hobbes, yang mengatakan "Homo nini homo lupus" Manusia adalah serigala bagi manusia lain, yang menuduh manusia melekat sifat yang suka berkelahi. Walaupun Hobbes mengakui bahwa manusia mengiginkan kebaikan pada dirinya, tetapi Hobbes mengatakan hanya dengan pemaksaan oleh penguasalah yang dapat menghentikan orang untuk lepas dari perkelahiannya sesama manusia. Oleh sebab itu makanya menurut Hobbes perlu adanya kesepakatan bersama untuk memilih pemimpin. Kesepakatan itu Ia istilahkan dengan "Sociale Contract". Menurut Islam manusia terlahir dalam keadaan Fitrah (bersih, suci) tidak ada rasa jahat atau sifat suka berkelahi dalam diri manusia sejak dilahirkan. Hal ini terbukti bahwa manusia ada yang hidup damai-damai saja atau tanpa perang. Hidup damai-damai ini ada yang individualis dan ada yang berkelompok. Kalau yang individualis contohnya orang suku kurdi di padang pasir Irak. Mereka Individualis tetapi tidak menunjukkan kekuatan. Lain dengan yang berkelompok, mereka bersatu untuk mempertahankan kelompoknya dari ancaman binatang buas, perampokan dan penyerangan dari musuh.

Manusia adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan oleh Aristoteles "Zone Politicon". Orang bersifat damai-damai ini juga butuh pemimpin. Dengan adanya pemimpin mereka merasa dan menjadi lebih kuat dengan bersatu. Contoh suku Poenicia yang damai di padang rumput Armenia menjadi kuat dan berkelompok dengan adanya pemimpin. Bukan berarti bahwa orang yang damai-damai tidak lagi dibutuhkan pemimpin.Tidak. Pemimpin adalah kebutuhan individual demi terciptanya keamanan bersama. Jadi adanya pemimpin adalah kebutuhan dasar manusia bukan diperlukan karena manusia suka berkelahi. Menurut Islam memang manusia punya potensi untuk berkelahi, kalau manusia diliputi hawa nafsunya yang tidak terkendali oleh iman, hati dan akal. Contohnya kisah Habil dan Qobil, dua anak Nabi Adam as ini adalah contoh perkelahian pertama manusia yang dikuasai oleh hawa nafsunya. Hobbes memang ada benarnya juga, tetapi yang salah disisi Hobbes mengatakan manusia melekat pada sifat sering berkelahi.
Dengan adanya kontrak sosial inilah Hobbes dikatakan pemikir Barat yang mengangkat pemikiran bahwa kekuasaan dari rakyat bukan bukan dari suatu utusan tuhan, sebagaimana pemikiran sebelumnya biasa pemimpin disuatu negara identik dengan suatu yang harus dipatuhi sebagaimana tuhan. Contohnya Namrud dan Fir'aun.

Baca Selengkapnya..