Translate

16 Februari, 2011

Internet

Internet adalah sampah informasi yang berhasil dijual Amerika serikat kepada dunia, pemakai internet. Mengapa saya katakana demikian? Ambil contoh sajalah seperti blog ini. Jika kita menulis disuatu media cetak, maka akan banyak saringan, dipilih oleh manusia yang bernama dewan redaksi, kemudian harus bersaing dengan tulisan-tulisan orang yang dinilai lebih kompeten, kemudian orang yang menulis dinilai, siapa dia? Apakah orang yang sering membuat tulisan atau sekedar coba-coba menulis. Kemudian penilaian karya tulis itu sendiri layak dimuat atau tidak isinya? Kalau layak, Tidak cukup sampai disitu, masih perlu dilihat lagi apakah tulisannya cocok dengan tema terbitan kali itu? Kalau tidak cocok menunggu sampai terbitannya sesuai tema, kalau lama-lama menunggu, bisa-bisa hilang atau tersingkir juga? Kalau cocok masih dilihat lagi apakah masih ada ruang yang tersedia untuk memuat tulisan tersebut? Kalau ada dimuat, kalau tidak tersedia, nasib yang sama dengan tulisan yang tidak sesuai tema, menunggu, dengan antrian tulisan yang tidak sedikit jumlahnya dan perlu menunggu waktu yang cukup lama, kalau tidak ya, tersingkir lagi.

Bandingkan dengan blog. Anak SD atau SMP pun dapat memuat tulisan di internet dan dibaca semua orang, tanpa seleksi sama sekali! Tentu saja orang yang membaca lebih banyak bertemu tulisan yang tidak berbobot, seperti curhat-curhatan, puisi-puisi picisan sok romantis, mengetik ulang lirik lagu, dan lain-lain.

Facebook lebih parah. Isinya 98 persen curhat, komentar yang tidak penting, rayuan, obrolan dan sebagainya. Hanya paling-paling 1 persennya yang berisikan informasi.

Inilah sampah informasi yang kita bayar mahal untuk mendapatkannya. Tetapi walau demikian hal ini dapat juga dilihat secara positif, yaitu betapa banyak tulisan yang sebenarnya cukup berbobot tetapi karena, tidak ada kesempatan untuk tampil jadi tulisan itu hanya mengendap di meja redaksi, yang kemudian tanpa sengaja atau sengaja akhirnya penghuni tong sampah redaksi yang sudah penuh dan selalu saja penuh dengan tulisan-tulisan yang katanya tidak berguna. Padahal belum tahu tidak berguna. Tetapi saya menilai, hanya sedikit informasi yang benar-benar dapat dimanfaatkan. Seorang CPNS, mungkin bisa melihat nama dan nomor ujiannya di suatu situs, seorang calon mahasiswa dapat melihat kelulusannya di PTN tempat ia mendaftar. Tetapi hanya itu. Banyak kemajuan teknologi, hanya menjadi rahasia perusahaan yang tidak dapat diakses di internet. 95 persen sampah dan hanya 3 persen barangkali menjadi informasi yang berguna. Selain itu hanya berita-berita basi, propaganda-propaganda, poto-poto porno dan narsis, obrolan-obrolan yang tidak penting, curhat-curhatan, lirik-lirik lagu, iklan penipuan, dan sebagainya. Ada juga sih, yang membeli buku dari internet, tetapi kan, itu beli, menggunakan uang. Itupun tidak semua buku ada bentuk e-booknya. Kalaupun ada e-book yang gratis, itu paling-paling promosi sesuatu, misalkan seminar atau pelatihan.

Dulu ketika saya pertama kali memakai internet, yang paling membuat saya senang adalah, internet dapat mendownload file-file atau program-program aneh yang sangat saya perlukan, seperti perangkat lunak pemotong file (filesplitter), yang dapat memotong file yang besar menjadi kecil kecil sehingga dapat dimuat dalam disket, sehingga file-file besar di internet dapat saya bawa pulang dari warnet. Sekarang fungsi warnet hanya menjadi tempat pelarian anak sekolah yang cabut dari sekolahnya. Dulu saya senang mencoba-coba software-software yang bagi saya, saya anggap aneh dan menarik. Seperti software yang digunakan untuk membongkar program yang sudah jadi file eksekusi alias program yang sudah dicompile menjadi program yang siap pakai, seperti program Diassembler (WAS32DAM), sehingga dapat membuka protek time trial tanpa password. Sekarang mau coba seperti itu lagi, tidak ada panduan lagi.

Internet, sepertinya sudah akan sampai pada titik jenuh, sehingga masyarakat dunia mulai ramai-ramai meninggalkan internet. Saya melihat kecendrungan masa internet, adalah jika ada suatu situs yang menggunakan cara baru maka situs tersebut ramai-ramai dikunjungi dan berkutat di situs tersebut. Tetapi jika ada yang lebih baru lagi situs lama ditinggalkan. Dulu orang ramai buat milis, kemudian ada Bulletin Board Forum, milis ditinggalkan. Kemudian ada Blog Forum mulai ditinggalkan, kemudian ada Friendster, blog mulai kekurangan pengunjung, terus ada Facebook, friendster terus ditinggalkan pula, kemudian ada twieter, facebook perlu pengembangan untuk mempertahankan anggotanya. Dan seterusnya.
Baca Selengkapnya..