Indonesia setelah setelah Merdeka dari para penjajah, telah dipimpin oleh banyak presiden mulai dari Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati SP, dan yang terakhis sekarang adalah Soesilo Bambang Yudhoyono. Semua berjalan dengan baik tanpa gejolak yang berarti, kalaupun ada hanya merupakan hal yang biasa dan dinilai positif, seperti demo-demo, suksesi kepemimpinan, memang pernah terjadi kudeta ketika PKI, lebih dikenal Gerakan 30 September PKI, Tetapi itu dapat digagalkan oleh Panglima Kostrad Soeharto dibawah pemerintahan Soekarno. Hal Tersebut tidak terlepas dari jasa bangkitnya kesadaran pemuda pada tahun 1908 seratus tahun yang lalu akan kezaliman, ketidak adilan, kesewenang-wenangan penjajah atas hak dan martabat bangsa Indonsia. Tetapi yang menarik kebangkitan itu diawali oleh pemuda (PPI: Perhimpoenan Pemoeda Indonesia yang ada di negri Belanda) yang disekolahkan Belanda (penjajah) di negeri Belanda. Seolah-olah Belanda sengaja menjadikan Bangsa Indonesia mempersiapkan diri menjadi suatu bangsa.
Kuntjara Ningrat dalam bukunya "Manusia Indonesia" -- buku ini saya tidak punya, tetapi saya pernah baca di Perpustakaan Umum tetapi isinya kurang lebih -- mengatakan bahwa memang ada kesengajaan Belanda mendidik para raja-raja dan petinggi bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia menjadi suatu bangsa atau negara menurut kehendak Belanda. Kalau dilihat sejarah kelihatannya memang ada pertanda kuat kearah itu, mengingat Belanda kekurangan dana dalam perang dunia pertama di Eropa sehingga timbul Politik Trias Politika Von Daventer yang memerintahkan tanaman paksa bagi bangsa Indonsia pribumi untuk menyokong komoditi dagang non rempah-rempah Belanda untuk menanggulangi krisis keuangan Belanda akibat perang. Belanda dengan penduduknya sedikit ada keinginan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang membantu Belanda dalam perang dunia paling tidak menjadikan negara yang tidak menjadi musuh Belanda selamanya. Untuk itu Belanda menciptakan Indonesia menjadi negara yang sekuler. Semua Petinggi Indonesia disekolahkan di Belanda semacam cuci otak, kalau mereka berjuang tidak berjuang karena agama Islam seperti yang terjadi di Indonesia sebelum kebangkitan 1908, tetapi berjuang dengan nama nasionalisme. Belanda menyadari tidak selamanya Belanda harus menjajah dan bertempur dengan pejuang Islam di Indonesia. Ada saatnya Indonesia dilepas Belanda menjdai merdeka. Tetapi sebelum merdeka Indonesia dipersiapkan menjadi negara yang sekuler. Bukan negara Islam atau daulah Islamiyah dibawah kekhalifahan Turki Utsmani. Mengapa Belanda Begitu Bencinya terhadap Islam? Karena Islam adalah musuh Eropa. Belanda bagian dari Eropa yang merasa perlu membawa misi kelanjutan perang salib. Semua berawal dari perang terhadap pemerintahan Islam di Spayol, setelah Andalusia dan Grenada jatuh Spanyol tidak henti-hentinya menyerang dan merebut balik daerah tersebut kembali dibawah kekuasaannya bukan orang Islam. Spayol dibantu Portugis melawan merebut kembali Laut tengah sebagai pusat perdagangan dunia ketika itu komoditi rempah-rempah yang diperlukan eropa dikuasai orang muslim. Dengan perjanjian Saragosa Spanyol dan Portugis mencari tempat pasaran rempah-rempah baru supaya Eropa tidak tergantung pada Laut tengah yang dikuasai oleh orang Islam. Menurut Perjanjian tersebut Dunia dibagi dua Spanyol menjelajah daerah barat sedangkan Portugis menjelajah daerah Timur. Akhirnya Portugis menemukan daerah penghasil Rempah-rempah yaitu kepulauan Ternate dan Tidore di Indonesia. Mulailah Penjajah datang ke Indonesia termasuk Belanda, yang pada dasarnya kelanjutan dari misi Spanyol dan Portugis yaitu Gold, Gospel, Glory; yang sebenarnya adalah manifestasi dari kebencian dan ketidak senangan kepada Islam yang berkembang di Eropa dan menguasai laut tengah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan