Translate

21 Februari, 2007

Saya Lelaki Jomblo

Jomblo gitu orang sekarang bilang. Cari-cari pasangan… ya pasti… kecuali kalau sudah patah hati, ndak mau menikah lagi. Kalau teman, (baik yang jomblo atau yang udah punya) sudah banyak yang memperkenalkan, tetapi, tetap aja tidak berkenan dihati.

Banyak orang yang berkata saya terlalu pilih-pilih. Ah dak juga, tetapi orang yang saya minati selalu menolak untuk didekati. Dengan berbagai alasan, yang kadang tidak masuk diakal. Sejak kecil saya tidak pernah menetapkan calon pasangan saya seperti apa.

Pernah juga pada suatu pesta pernikahan ketika saya berumur kira-kira 8 tahun, para remaja wanita didandani cantik-cantik sekali. Sejak itu saya kagum pada wanita dengan kecantikannya. Mungkin saya mensyaratkan wanita pasangan saya harus cantik. (Kenapa? memang ndak boleh pilih wanita cantik?) Ya sudah lupakan.

Ketika saya masuk usia remaja kira-kira 14 tahun saya jatuh cinta pada seorang wanita cantik teman sekelas sekolah saya, yang sempurna seperti bayangan calon pasangan yang ideal. Tetapi ia selalu menghindar dari saya. Dan saya tidak mau terlalu mengejar wanita karena saya merasa mempunyai harga diri, dan merasa perlu menghargai wanita. Kalau ia memang tidak suka mengapa harus dia. Aku berpikir ketika itu “Toh umurku masih panjang.”

Saya yang pilih-pilih, orang yang ditaksir juga pilih-pilih, akhirnya dak ada yang jadi. Pilih-pilih itu sebagai lelaki wajar. Lelaki lebih berhak memilih. Bukannya berarti perempuan tidak berhak memilih. Tetapi kalau perempuan keterlaluan dalam memilih, akhirnya bisa celaka. Karena jumlah perempuan lebih banyak dari lelaki. Lelaki ditakdirkan berkuasa mempunyai kekuatan. Kalau gara-gara wanita sangat pilih-pilih akibatnya laki-laki memperkosa wanita bagaimana? Apa ini tidak celaka namanya Sayang sekali wanita sekarang tidak berpikir sampai kesana.

Wanita sekarang berpikir harta, uang, dan materi. Buktinya banyak wanita memilih lelaki kaya sebagai calon suami idealnya. Cari pasangan ya... memang sedang dilakukan. Itu suatu keharusan Tapi belum ada yang berkenan dihati. Kemana perginya jodohku, kenapa bikin aku patah hati.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan