Translate

06 Januari, 2009

Perjalanan Ke Sumatra Barat (3)

Sumatra Barat
Menjelang senja kami berada dipantai Padang menikmati secangkir kopi susu dan matahari yang terbenam. Setelah hari sedikit gelap kamipun dipanggil untuk berkumpul di mobil karena akan segera berangkat menuju penginapan. Penginapan yang dituju adalah asrama haji. Tetapi asrama tersebut masih dipenuhi oleh orang yang baru pulang dari haji. Terpaksa mencari penginapan lain. Melewati Minang Plaza di Ulak karang kami mendapati Hotel Prima. Setelah nego sedikit akhirnya disitulah kami menginap. Satu kamar tidur boleh diisi oleh empat orang. Harga per kamar sehari semalam adalah 200 ribu rupiah. Untuk irit satu kamar diisi 6 orang. Walau sedikit sempit-sempitan tidur kamar terasa aman karena kamar mandi ada didalam. Kelasnya masih yang murahan, tanpa AC, Televisi ada diluar kamar di koridor setiap tamu datang dapat menonton televisi di depan kamar yang disediakan kursi-kursi tamu.

Disini ada cok listrik yang dipakai untuk menghidupkan kipas angin, saya dapat mengecas HP PDA saya dan Bartrai Cas untuk kamera.

Kami keluar untuk cari makan malam, sepanjang jalan S. Parman depan hotel ini saya belum melihat adanya warnet. Kalau di Bukit tinggi dan Solok ada juga saya lihat dari mobil, tetapi kalau di Padang tidak. Bersebelahan dengan hotel kami menginap ada rumah makan cukup besar. Setelah makan kami sekedar ngobrol pindah ke kedai kopi sebelah. Bertuliskan besar-besar SKOTANG. Seharusnya tulisannya SEKOTȨNG dibaca huruf E lemah. Mungkin dialeg minang tidak dapat menyebutkan huruf E lemah itu makanya tertulis skotang gitu. Kami lidah orang Melayu terbaca sekutang. Tentu saja jadi bahan tertawaan oleh teman-teman karena kutang berarti BH. Saya mengidap penyakit maag karena saya tahu sekoteng itu pakai Jahe, dan bahan-bahan pedas lain saya inisiatif untuk memesan sekoteng minta tambahan susu. Kata penjual Skotang pakai susu semua, tidak ada yang tidak pakai susu. Jadi tambah tertawa lagi teman-teman.
Sumatra Barat
Keesokan harinya kami bersiap-siap pergi ke Pasar, sudah rencananya mau melihat Plaza Andalas, Ramayana Padang. Harga yang ada di Plaza ini agak sedikit mahal dari Ramayana yang ada di Pekanbaru saya tidak jadi beli pakaian disini. Saya keluar dari sini bermaksud mau pergi ke Mataharinya Padang katanya dekat situ, Tetapi jadi sampai di Sentral Pasar Raya (SPR). Di SPR ini harga agak sedikit murah setelah ditawar walaupun katanya pelaris pagi tetap saja masih mahal bagi perkiraan saya. Akhirnya saya beli pakaian disini. Teman-teman ada yang sampai ke Matahari. Sayang saya tidak bawa kamera sebenarnya banyak objek menarik untuk difoto. Setelah menunggu lama teman-teman di mobil yang masih melampiaskan keinginan belanjanya, pukul 12:00 akhirnya kami berangkat dari Padang, menuju Bukit Tinggi. Ada beberapa tempat objek wisata disana, yang bagus untuk dikunjungi. Di daerah Kayu Tanam mobil kami berhenti untuk isi BBM di SPBU. Irit juga minyaknya dari kemarin baru diisi hari ini. Dari Kayu Tanam perjalanan kami lanjutkan menuju Lembah Anai lokasi wisata Air Terjun. Memang antara bukit tinggi dan Padang ada Air terjun di Pinggir jalan lintas. Karena jalan lintasnya sudah diperluas maka dipinggirnya dapat parkir Bus. Sepanjang jalan di Bus tidak henti-hentinya pedagang asongan menjual berbagai kue-kue dan makanan Sumatra Baratkecil. Saya beli beberapa pergedel jagung, dan telur asin untuk pengganjal perut yang belum makan siang. Karena ada beberapa teman sudah makan ketika di Pasar Padang tadi, pantasan menunggu lama. Di Lembah Anai saya langsung ke lokasi wisata untuk mengambil foto-foto disana. Setelah jepret sana sini, akhirnya harus nyebur juga kaki ke air karena batu-batunya licin. Sepatu saya basah yang tadinya saya malas buka sepatu, yang paling aman jalan di air. Akhirnya sepatunya terpaksa dibuka karena sepatu kain saya sudah basah kuyub. Saya kembali di mobil sambil menenteng sepatu, melewati seorang pelukis yang sedang asik melukis seorang pengunjung yang minta dilukis. Biaya satu lukisan 55 ribu rupiah, 10 menit jadi dilukis dengan pinsil 3 B, jadi lukisan hitam putih cukup menarik. Sepatu basah saya letakkan di mobil saya pergi mencari kedai nasi setelah makan siang saya sholat zuhur dan Ashar di Jamak. Setelah sholat teman-teman sudah ngumpul di mobil ternyata sudah menunggu saya.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan