Hari sudah beranjak ke setengah tiga sore ketika kami berangkat menuju Bukit Tinggi. Tanggal 30 Desember 2008 di perjalanan mulai macet karena banyak orang menuju Bukit Tinggi hendak liburan akhir tahun sembari merayakan pergantian tahun baru di Bukit Tinggi. Sampai di Padang Panjang perjalanan macet kendaraan bersusun antri dan merangkak pelan. Mendekati kota Bukit Tinggi Polisi menyetop mobil kami dan memerintahkan untuk mengambil jalan lain untuk masuk ke kota Bukit Tinggi untuk menghindari macet total. Di putuskan untuk mengambil jalan alternatif memutar di pinggiran kota bukit tinggi, jadi kebagian rezeki pemandangan indah di daerah pedesan Bukit Tinggi yang tidak pernah saya lihat. Banyak bangunan yang sejak zaman Belanda masih berdiri dan kokoh, terbukti model bangunan dan arsitektur masih model tahun 1920 dan 1930 an. Rumah-rumah kuno bergaya tradisional rumah gadang dan bangunan beton bergaya Belanda berdiri anggun dan tegap di antara sawah dan kolam-kolam ikan penduduk disini.
Jam setengah empat sore kami memasuki pusat kota Bukit Tinggi dekat jam gadang kami berhenti tepat di depat hotel Jogja. Nama hotel Jogja si pemilik hotel dulu pernah berada di jogja dan menginap di hotel maka dibuatlah bangunan hotel bentuk dan rupanya mirip hotel di jogja ketika itu. Tentunya ketika itu zaman Belanda karena hotel tersebut masih terbuat dari kayu berlantai dua dan kunsen dan jendelanya masih terlihat asli. Setelah berunding sebentar dengan pengelola hotel kami diperkenankan masuk menuju kamar masing-masing. Saya masuk memakai sepatu Basah sampai didalam kamar segera saya lepaskan kaus kakinya dan saya ampaikan di sandaran kursi. Di hotel ini tidak ada tempat jemuran handuk seperti di Padang, tetapi di sediakan Lemari dan meja tulis diatasnya ada cok listrik, bisa buat kerja di meja tulis bagi wartawan yang membawa laptop. Saya dan teman teman cok nya di gunakan untuk mengecas batrai hanpon, kamera, dan handicam. Hotel ini ruang lobinya luas dan banyak jendela. Sehingga bebas melihat kegiatan di depan hotel jalan berkelok dan bersimpang-siur dari lobi hotel yang berada di lantai dua tersebut. Lagi asyik melihat dari lobi hotel saya diajak teman untuk berjalan keluar ke pasar atas. Saya pun setuju, karena saya sudah dari Pekanbaru berniat jika sudah sampai ke Bukit Tinggi mau pesan kerajinan ukir plastik yang dibuat kaligrafi yang bertuliskan nama. Kalau orang-orang biasanya dibuat untuk kalung.
Menaiki tangga yang akhirnya saya ketahui sebagai Janjang Gadang suatu objek wisata bersejarah di Bukit Tinggi yang anak tangganya ada yang mengatakan berjumlah 44, selama di sini saya tidak pernah menghitung secara serius, akhirnya sampai keatas tanah tempat jam gadang berdiri. Disini berdiri Pasar yang berhadapan langsung dengan Jam Gadang. Di pasar inilah dulu saya temui orang ahli ukir plastik dengan menggergaji lembaran plastik atau acrilic untuk dijadikan hiasan. Tetapi setelah berkeliling-keliling di sana saya tidak melihatnya lagi. Yang ada ukir logam yang kerja dan kegiatannya mirip hanya yang diukirnya logam plat stainless steel, yang plastik tidak ada. Kepala Sekolah sibuk mencari sekutang seperti yang kami temukan di Padang. Paling enak diminum sambil makan pisang bakar katanya. Saya mengambil moment memotret jam gadang dengan latar belakang sun set tetapi cuaca di Bukit Tinggi mendung, sunset dilindung awan hitam. Saya tidak mikir sholat lagi karena sudah sholat jamak di Lembah anai. Magrib pun berniat di jamak di waktu Isya nantinya. Jam Gadang kabarnya mau di tutup dengan kain ada beberapa orang peker yang memanjat jam gadang memasukkan tali ke dalam katrol yang sudah di pasang diatas puncak jam gadang. Tali tersebut guna menarik kain yang sudah dipersiapkan untuk menyelubungi jam Gadang karena karena Jam gadang ini orang merayakan pergantian tahun setiap tahunnya di lokasi tersebut. Pemerintah bermaksud menutup Jam gadang dengan maksud perayaan pergantian tahun dialihkan ke lokasi lain, mengingat sempitnya lokasi wisata yang seharusnya dijaga. Disini ada juga orang seniman pelukis wajah sepuluh menit siap. Harganya 60 ribu sekali lukis agak mahal 5 ribu taripnya dibanding dilokasi wisata lembah anai. Disini ada juga tukang potret jalanan dengan kamera biasa. Saya juga melihat tukang potret jalanan ini di objek wisata Lembah Anai cuma kamera yang dipakai oleh tukang potret di Lembah Anai tersebut kamera Polaroid langsung jadi, begitu pula kamera yang dipakai oleh tukang potret di Pantai Padang kemarin, bukan kamera film biasa. Sama dengan tukang potret yang ada di air mancur depan kaca mayang Pekanbaru pakai kamera Film biasa. Potret memakai kamera ini paling cepat besoknya baru siap. Para pengunjung disini memotret pada umumnya pakai kamera digital. Setelah minum sekutang ditraktir kepala sekolah, ngobrol ngalor ngidul merokok bagi yang merokok kami kembali ke hotel. Hari beranjak malam kamipun, keluar mencari makan di warung tenda pinggir jalan dengan gerobak nasinya, dengan beberapa orang teman tanpa kepala sekolah. Setelah makan ketemu kepala Sekolah lagi di Traktir sekutang lagi, kepala sekolah kecanduan minum sekutang barangkali ya. Ada teman mengajak ke Warnet saya langsung OK. Di warnet saya main game travian. Teman saya buka Friendster temannya. Warnetnya dekat, di depan hotel, tidak jauh-jauh seperti di Padang. Setelah dari Warnet kami kembali ke Hotel. Satu kamar hanya boleh diisi oleh lima orang, tidak boleh lebih, pemeriksaan ketat. Di kamar hotel agak lega tidak bersempit-sempitan seperti di Padang lagi. Saya keluar kamar hotel untuk ke kamar mandi, disini kamar mandinya diluar kamar tidur, berwuduk untuk melaksanakan sholat, airnya sedingin air kulkas. Setelah melaksanakan sholat di mushalla yang di sediakan dekat kamar hotel saya pun tidur dibekali selimut tebal dari hotel. Setiap kali di Bukit Tinggi saya selalu dibekali selimut tebal karena Bukit Tinggi daerahnya dingin.
Assalamualaikum Tuan/Puan.
BalasPadamSalam dari Kita Holidays Travel & Tour Indonesia.
Kalau Tuan/Puan nak melawat ke Indonesia, jangan risau hati sila hubungi kami di:
KITA HOLIDAYS TRAVEL & TOUR INDONESIA
Tour operator & Travel Agency
Kami memberikan pengkhidmatan tour ground handling di beberapa daerah yang favorit untuk di lawati di Indonesia. Kami arrange secara profesional dan dengan penuh rasa kekeluargaan, juga dengan harga tour yang sangat berpatutan seperti ke : Padang dan Bukittinggi Tour, Aceh Tour, Medan Tour, Jakarta dan Bandung Tour, Jogjakarta Tour dan Bali Muslim Tour.
Contact person : Amsyahril
Mobile : +6285263007445
E-Mail : am_holidays@yahoo.com / kita_holidays@yahoo.com / kitaholidays@yahoo.com.