Translate

06 Februari, 2009

Pembentukan Provinsi Tapanuli

Pembentukan provinsi Tapanuli sangat kental dengan maksud beberapa elit Tapanuli Utara untuk menjadikan provinsi yang beragama mayoritas Kristen. Agama inilah yang menurut Herbert Feith (Peniliti asal Belanda) disebut sebagai Borderline Wilayah ini. Yang pada zaman Belanda daerah Tapanuli Utara dijadikan Daerah penyangga Buffer Zone terhadap pengaruh Islam yang datang dari Aceh dan Sumatra Barat. Dengan penduduk yang 87 persen Kristen dan 13 persen Islam tersebut sangat memungkinkan calon provinsi Tapanuli ini leluasa untuk menjadikan basis dan Pusat Kristen di Tanah air, Sumatra khususnya. Untuk maksud ini Tapanuli Utara digiat oleh beberapa pendeta merangkul sepuluh kabupaten. Sayang dua dari sepuluh kabupaten yang akan dijadikan calon provinsi Tapanuli tersebut menolak untuk dijadikan provinsi tersendiri. Karena sebab itulah provinsi Tapanuli jadi terbengkalai-bengkalai sejak diwacanakan tahun 2000 sampai sekarang. Tahun 2005 sempat ada penelitian kelayakan Tapanuli dijadikan provinsi.
Dua kabupaten yang menolak yaitu kabupaten Tapanuli Tengah, dan kabupaten Sibolga, dengan alasan bahwa tidak mau didikte oleh sekelompok orang tertentu di Tapanuli Utara. Tapanuli Selatan walau tidak diikutkan dalam rencana pembentukan provinsi Tapanuli tersebut tetapi dengan bulat telah menyatakan menolak, dengan alasan bahwa pembentukan provinsi Tapanuli itu hanya merupakan keinginan segelintir orang di Tapanuli Utara dengan maksud-maksud tertentu. Selain kabupaten mempunyai beberapa alasan lain yaitu:
  • pertama
    Tim pemrakarsa provinsi Tapanuli telah melecehkan pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Sibolga dan kabupaten Padang Sidempuan serta masyarakat kabupaten-kabupaten tersebut karena kawasan ini menolak bergabung.
  • kedua
    Terdapat perbedaan Sosial Budaya yang cukup kental antara Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan.
  • ketiga
    Pembentukkan provinsi Tapanuli hanya untuk kepentingan segelintir orang elit dari Tapanuli Utara.
  • keempat
    SDM dan SDA yang tidak jelas dan ketersediaannya di wilayah ini masih diragukan.

Dengan tidak mengikutkan Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Sidempuan yang mayoritas penduduknya muslim, jelas ada maksud-maksud tertentu untuk menjadikan provinsi Tapanuli sebagai provinsi mayoritas Kristen di Sumatra. Apalagi yang sangat keras ingin membentuk provinsi Tapanuli adalah kelompok Kristen. Sehingga lebih tepat dibilang sebagai provinsi Ideologis, lebih tepatnya agama. Menurut Ryass Rasyid pemekaran provinsi Tapanuli Utara dimotivasi oleh kepentingan politik dan ekonomi, PAD, percepatan pembangunan daerah, ada wakil DPR daerah yang bisa dapat kursi di DPR, terbukanya peluang tenaga kerja di daerang dengan adanya pemerintahan baru dan sebagainya.
Kabupaten-kabupaten yang diikutkan dalam calon provinsi tersebut adalah:
  1. Kabupaten Tapanuli Tengah
  2. Kabupaten Sibolga
  3. Kabupaten Nias
  4. Kabupaten Nias Selatan
  5. Kabupaten Tapanuli Utara
  6. Kabupaten Toba Samosir
  7. Kabupaten Humbang Hasundutan
  8. Kabupaten Samosir
  9. Kabupaten sairi
  10. Kabupaten Pakpak Barat

Yang warna merah adalah kabupaten yang menolak ber gabung.


Baca Selengkapnya..

01 Februari, 2009

Tanggapan mengenai Fatwa MUI akhir-akhir ini


Fatwa MUI hendaklah mencerminkan tulang punggung ummat. Fatwa-fatwa tentang keadaan terbaru seperti maraknya aliran sesat, rokok dan sebagainya dapat dinilai wajar karena hal-hal tersebut baru muncul permasalahannya sekarang, artinya permasalahan tersebut tidak ada zaman rasulullah saw. Contoh lain sepertinya MUI bisa saja menfatwakan misalkan morfin haram, obat-obatan psikoterapi haram dan lain sebagainya karena itu merupakan hal yang baru dan harus difatwakan demi kepentingan ummat dan dirasakan penting dan mendesak untuk ditegaskan, sehingga ummat tidak salah jalan dan bingung dalam menetapkan keputusan.


Fatwa Sesat aliran Ahmadiyah

Setiap kali Fatwa-fatwa yang dikeluarkan MUI dapat dinilai mendesak dikeluarkan mengingat ummat Islam sudah tenggelam dengan kebingungan tentang fenomena sosial akhir-akhir ini, seperti aliran sesat Jemaah Ahmadiyah, yang sudah ada sejak dulu, dan dulu pernah juga difatwakan sesat tetapi ummat Islam lupa atau karena sudah beralih generasi sehingga generasi berikutnya tidak mengetahui lagi duduk persoalan dan perkaranya sehingga banyak ummat yang ikut terjebak dalam aliran sesat tersebut.. Ini akibat ummat Islam terlalu toleransi terhadap hal-hal yang membahayakan ummat seperti Aliran Jemaah Ahmadiyah itu. Akhirnya pekerjaan yang sama harus dilakukan secara berulang-ulang tidak pernah selesai, masih perlu difatwakan lagi bahwa Jemaah Ahmadiyah sesat. Seharusnya sudah dari dulu saja pemerintah harus tegas terhadap aliran sesat yang ada di Indonesia karena sangat mengganggu ummat Islam, sehingga tidak perlu menfatwakan suatu hal berulang-ulang.

Fatwa Haramnya Rokok

Masalah fatwa MUI mengharamkan rokok harusnya dinilai wajar. Yang menentang, mengkritik, menolak haramnya rokok adalah orang-orang perokok yang sebenarnya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, dengan asap rokok yang ia keluarkan, abu rokok yang mereka hasilkan, dan semua dinding bangunan, perabotan, peralatan elektronik mesti jadi kuning akibat asap rokok yang mereka buat. Mereka tidak peduli.
Sebenarnya memang tidak ada dalil yang menunjukkan keharaman rokok, mengingat rokok baru ada setelah rasulullah saw tiada. Kalau mau tetap ketentuan dari zaman rasulullah saw memang tidak perlu fatwa. Nah fatwa inikan untuk mengatur syariah bagi ummat tentang masalah kontemporer, seperti aliran sesat, narkoba, termasuk merokok ini. Kalau tidak ada fatwa dari mana dasarnya orang mengetahui bahwa Jemaah Ahmadiyah sesat, Lia Eden Sesat, dan sekarang rokok haram.

Fatwa Golput Haram

Fatwa mengenai yang mengharuskan setiap warga negara menggunakan hak pilihnya perlu ditanggapi wajar mengingat cukup tersedianya pimpinan yang baik dan layak untuk dipilih. Seandainya tidak tersedia pimpinan yang baik dan layak dipilih baru kemudian fatwa tersebut perlu dicabut atau tidak berlaku. Ditanggapi wajar saja karena jika dipermasalahkan dicari-cari masalahnya, --yang sebenarnya tidak ada masalah, --memang selalu saja ada masalah. Karena ada orang selalu mencari-cari kesalahan agar orang tidak percaya lagi pada MUI. Agar umat ini kacau, dan gampang diadu domba sesama ummat muslim. MUI mengeluarkan Fatwa ini karena MUI adalah lembaga satu-satunya yang aktif ditengah-tengah masyarakat dan masih dipercaya masyarakat dalam rangka memperbaiki ummat Islam, karena masyarakat barangkali telah frustasi dengan pemerintah yang tidak proaktif membangun dan peduli pada ummat Islam. Lembaga yang dipercaya masyarakat yang memimpin ummat. Kalau ummat Katolik ada Paus di Vatikan yang menjadi pemimpin spiritual. Islam harusnya ada Khilafah tetapi tidak ada. Kalau di Iran ada Imam pemimpin spiritualnya. Di Indonesia MUI lah sebagai lembaga yang seharusnya bertindak sebagai imam ummat muslim Indonesia, mengingat MUI terdiri berbagai unsur Islam yang ada di Indonesia, seharusnya berbagai fatwa yang dilontarkannya harus diamini secara tunduk dan patuh. Lembaga mana lagi yang dapat mewakili Islam di Indonesia. MUI dirasakan cukup representatif. Kalau sepakat MUI dijadikan pemimpinan spiritual Indonesia, artinya keputusan MUI adalah keputusan umat Islam Indonesia, yang menentangnya berarti menentang umat Islam se Indonesia, yang mempermainkannya berarti mempermainkan dan memperalat umat Islam se Indonesia. Dan setiap putusan tentunya diterima dan disepakati umat Islam seluruh Indonesia. Bukan malah jadi timbul kegaduhan dan kericuhan di masyarakat. Semua fatwa MUI mesti dipermasalahkan. Mulai dari aliran sesat, sampai kepada haramnya rokok dan golput. Di Indonesia segala macam yang berkaitan dengan Islam selalu jadi permasalahan, walaupun sebenarnya bukanlah masalah. Sebut saja contoh penegakan syariah Islam di berbagai daerah dan propinsi di tanah air. Berbagai dilema dan polemik bermunculan disana sini, sampai tokoh kontroversi seperti Gus Dur pun diundang untuk berbicara di suatu acara Interaktif di salah satu stasiun TV swasta. Polemik sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Sebenarnya kalau tidak diributkan tidak jadi masalah. Masyarakat menerima. Pemerintah Daerah menyetujui. Apa masalahnya lagi.

Baca Selengkapnya..

09 Januari, 2009

Do'a ku pada rakyat Palestina


Dengan KuasaMu Ya Allah hentikanlah kekerasan Yahudi yang tiada hentinya membunuh rakyat Palestina yang tiada berdosa. Dengan Kasih dan SayangMu Ya Allah berilah ketenangan dan kedamaian pada rakyat Palestina, jauh dari gangguan dan ancaman Yahudi yang tidak pernah mentaati resolusi PBB. Dengan KuasaMu Ya Allah berikanlah kesadaran kepada Negara Amerika Serikat yang selalu saja membela dan menutup mata akan kekejian Yahudi di Palestina. Amiin ya Rabbal alamiin.

Jalur Gaza tempat terpisah dari dataran tinggi Golan. Daerah yang sudah terpisah sejak keberadaan Israel 1947. Gaza yang daeranya berbentuk persegi lebar 4 km, dan panjang 24 km sepanjang pantai laut tengah. Daerah sekecil itu sangat mudah bagi Israel yang sejak dulu ingin memperluas wilayahnya. Wilayah Palestina makin lama makin menyusut yang akhirnya kalau kita tidak sama-sama jaga akan habis.

Baca Selengkapnya..

Perjalanan Ke Sumatra Barat (5 Habis)



Pagi bangun sholat shubuh, ngobrol di koridor hotel yang cukup lebar yang berjajar kursi-kursi dan meja-meja makan. Diatas setiap meja sudah di sediakan gelas-gelas dan seteko Teh panas. Minum teh dan sembari makan goreng pisang coklat yang dibeli tadi malam, rasanya enak, sepertinya, goreng pisang digulung tepung, yang didalamnya ada coklatnya hanya ada di Bukit Tinggi. Setelah hari kian terang kami keluar dari hotel untuk mencari sarapan, biasa, seperti di Padang, lontong. Tetapi di Bukit Tinggi tidak ada lontong kami semua pesan nasi goreng di warung tenda pinggir jalan. Setelah makan sarapan mendadak kawan-kawan langsung mau pergi ke Pasar Aur Kuning, tentu saja saya tanggapi dengan kaget karena saya kira akan kembali ke hotel dulu untuk bersiap-siap belanja. Memang pagi ini rencananya belanja "Tidak ke hotel dulu" tanya ku. "Ndak, Langsung" kata kawan ku.

"wah belum bawa uang nih" tangkas ku. "Ambillah dulu, kami tunggu" jawabnya. Saya sedikit berlari ke hotel mengambil uang secukupnya dari tas, mengunci kamar hotel, terus kembali menemui kawan. Kami naik oplet ke Aur Kuning. Di dalam Oplet terdengar berita dari radio oplet tersebut bahwa Israel memborbardir jalur gaza. Sebelum berangkat hari minggu kemarin saya baca koran Riau Pos Israel membombardir Palestina 155 orang tewas. Kita berdo'a semoga keselamatan kepada rakyat Palestina. Dan kepada Mujahidin semoga segala amal ibadahnya di terima di sisi Allah SWT.
Setelah sampai di Pasar Aur Kuning Bukit Tinggi. Kami langsung memasuki Pasar melewati terminal. Di Pasar ini banyak di jual pakaian wanita dengan payet-payet, bahan bordiran, Sulaman, kebaya, dan pakaian-pakaian muslim, yang biasanya penuh dengan bordiran. Pakaian dan Bahan dari sini harga grosiran. Bisa cuma 40% harga toko biasa. Dibanding Pasar Atas Bukit Tinggi saja sudah jauh beda. Kalau mau beli jilbab murah dan pakaian muslim disini tempatnya. Di Pasar ketemu kepala sekolah setelah berjalan-jalan menemaninya belanja dibelikan baju muslim, ternyata tidak sekutang saja yang di belikannya.
Setelah keliling-keliling menemani kepala sekolah membeli buku banyak, akhirnya kami pulah ketemu lagi rombongan saya yang tadi pagi pergi bersama. Saya pulah bersama pulang bersama teman-teman rombongan, sedangkan kepala sekolah menunggu istrinya belanja kepasar. Saya menawarkan membawa buku ke hotel. Di hotel saya berkemas-kemas untuk berangkat karena janjinya jam 12:00 WIB Siang ini harus Check Out dari hotel.
Kepala Sekolah kembali ke hotel. Setelah menyelesaikan adaministrasi (pembayaranya)barulah kami berani membawa dan menenteng tas ke mobil. Sebagian masih berada di pasar atas dekat jam gadang, terutama cewek-cewek dan ibu-ibu. Karena lapar saya berinisiatif untuk mencari makanan, karena takut kejadian seperti di Padang terulang sebagian sudah makan di Pasar sementara yang lain menunggu di mobil sambil menahan lapar. Supaya tidak jadi korban salah paham makanya saya dan beberapa orang teman berinisiatif untuk membeli nasi bungkus karena tidak semuanya mau pergi ke kedai nasi atas urusan harus ada yang menunggu di mobil. Maklum setelah check Out dari Hotel cuma mobil lagi satu-satunya posko yang dijadikan markas tempat berkumpul. Ternyata tidak mudah mencari kedai nasi di Bukit Tinggi dalam keadaan libur seperti ini. Di Bukit Tinggi jika Liburan ternyata semua ikut liburan hanya beberapa yang melayani tamu turis seperti saya ini. Berkeliling berjalan kaki di sekitar Jam Gadang capai juga hingga sampai mendekati Ngarai Sihanok. Saya mengajak teman untuk singgah ke Ngarai Sihanok suatu objek wisata berupa jurang yang menghadap ke lembah, dengan pemandangan yang cukup indah. Teman-teman menolak karena tujuan kami mencari makanan. "Tetapi disana juga terdapat banyak kedai nasi" kilahku. Seorang teman mencari alasan lain "Kasian teman kita yang menunggu di mobil". Saya akhirnya hanya menurut tanpa membantah lagi.
Setelah mendapatkan makanan di sebelah Ramayana Padang, kami makan, dan memesan nasi bungkus untuk yang menunggu di mobil. Akhirnya jam setengah tiga siang kami berangkat kembali di Pekanbaru. Pada pukul 15:30 WIB kami ternyata singgah di Desa Sungai Air Jernih Kabupaten Agam untuk melihat ikan larangan.
Istirahat sebentar melihat ikan, ada orang pakai sepeda jual es krim, beli dulu satu. Eh ada lagi yang datang bawa gerobak dagangan ternyata Roti Bakar ala Humberger berisi telur dadar. Ah Lumayan nih mengisi perut yang mulai kosong karena makan siang ternyata porsinya sedikit maklum di Gerobak bertenda wartegnya Bukit Tinggi karena tidak ada kedai nasi yang buka. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk sholat karena lokasi tempat ikan larangan berada adalah halaman belakang salah satu masjid. Pukul empat lewat sore hari kami berangkat. Sampai di Arau Jam Lima petang. Lewat Kelok sembilan sekitar pukul setengah enam sore. Jam enam sore singgah di desa Pangkalan baru perbatasan Sumatra Barat dan propinsi Riau, sebagian ada yang makan malam disana, saya karena masih kenyang makan roti bakar tadi saya tidak makan. Kira-kira pukul delapan malam sampai di Bangkinang. Sampai Panam memasuki kota Pekanbaru Macet sekitar pukul 21:30 WIB karena banyak orang keluar dan berkumpul di berbagai keramaian dan pusat kota untuk merayakan Tahun Baru 2009. Akhrnya Sampai kembali ke Sekolah pukul sebelas malam.
Baca Selengkapnya..

Perjalanan Ke Sumatra Barat (4)

Sumatra Barat

Hari sudah beranjak ke setengah tiga sore ketika kami berangkat menuju Bukit Tinggi. Tanggal 30 Desember 2008 di perjalanan mulai macet karena banyak orang menuju Bukit Tinggi hendak liburan akhir tahun sembari merayakan pergantian tahun baru di Bukit Tinggi. Sampai di Padang Panjang perjalanan macet kendaraan bersusun antri dan merangkak pelan. Mendekati kota Bukit Tinggi Polisi menyetop mobil kami dan memerintahkan untuk mengambil jalan lain untuk masuk ke kota Bukit Tinggi untuk menghindari macet total. Di putuskan untuk mengambil jalan alternatif memutar di pinggiran kota bukit tinggi, jadi kebagian rezeki pemandangan indah di daerah pedesan Bukit Tinggi yang tidak pernah saya lihat. Banyak bangunan yang sejak zaman Belanda masih berdiri dan kokoh, terbukti model bangunan dan arsitektur masih model tahun 1920 dan 1930 an. Rumah-rumah kuno bergaya tradisional rumah gadang dan bangunan beton bergaya Belanda berdiri anggun dan tegap di antara sawah dan kolam-kolam ikan penduduk disini.

Sumatra Barat
Jam setengah empat sore kami memasuki pusat kota Bukit Tinggi dekat jam gadang kami berhenti tepat di depat hotel Jogja. Nama hotel Jogja si pemilik hotel dulu pernah berada di jogja dan menginap di hotel maka dibuatlah bangunan hotel bentuk dan rupanya mirip hotel di jogja ketika itu. Tentunya ketika itu zaman Belanda karena hotel tersebut masih terbuat dari kayu berlantai dua dan kunsen dan jendelanya masih terlihat asli. Setelah berunding sebentar dengan pengelola hotel kami diperkenankan masuk menuju kamar masing-masing. Saya masuk memakai sepatu Basah sampai didalam kamar segera saya lepaskan kaus kakinya dan saya ampaikan di sandaran kursi. Di hotel ini tidak ada tempat jemuran handuk seperti di Padang, tetapi di sediakan Lemari dan meja tulis diatasnya ada cok listrik, bisa buat kerja di meja tulis bagi wartawan yang membawa laptop. Sumatra BaratSaya dan teman teman cok nya di gunakan untuk mengecas batrai hanpon, kamera, dan handicam. Hotel ini ruang lobinya luas dan banyak jendela. Sehingga bebas melihat kegiatan di depan hotel jalan berkelok dan bersimpang-siur dari lobi hotel yang berada di lantai dua tersebut. Lagi asyik melihat dari lobi hotel saya diajak teman untuk berjalan keluar ke pasar atas. Saya pun setuju, karena saya sudah dari Pekanbaru berniat jika sudah sampai ke Bukit Tinggi mau pesan kerajinan ukir plastik yang dibuat kaligrafi yang bertuliskan nama. Kalau orang-orang biasanya dibuat untuk kalung.
Menaiki tangga yang akhirnya saya ketahui sebagai Janjang Gadang suatu objek wisata bersejarah di Bukit Tinggi yang anak tangganya ada yang mengatakan berjumlah 44, selama di sini saya tidak pernah menghitung secara serius, akhirnya sampai keatas tanah tempat jam gadang berdiri. Disini berdiri Pasar yang berhadapan langsung dengan Jam Gadang. Di pasar inilah dulu saya temui orang ahli ukir plastik dengan menggergaji lembaran plastik atau acrilic untuk dijadikan hiasan. Tetapi setelah berkeliling-keliling di sana saya tidak melihatnya lagi. Yang ada ukir logam yang kerja dan kegiatannya mirip hanya yang diukirnya logam plat stainless steel, yang plastik tidak ada. Kepala Sekolah sibuk mencari sekutang seperti yang kami temukan di Padang. Paling enak diminum sambil makan pisang bakar katanya. Saya mengambil moment memotret jam gadang dengan latar belakang sun set tetapi cuaca di Bukit Tinggi mendung, sunset dilindung awan hitam. Saya tidak mikir sholat lagi karena sudah sholat jamak di Lembah anai. Magrib pun berniat di jamak di waktu Isya nantinya. Jam Gadang kabarnya mau di tutup dengan kain ada beberapa orang peker yang memanjat jam gadang memasukkan tali ke dalam katrol yang sudah di pasang diatas puncak jam gadang. Tali tersebut guna menarik kain yang sudah dipersiapkan untuk menyelubungi jam Gadang karena karena Jam gadang ini orang merayakan pergantian tahun setiap tahunnya di lokasi tersebut. Pemerintah bermaksud menutup Jam gadang dengan maksud perayaan pergantian tahun dialihkan ke lokasi lain, mengingat sempitnya lokasi wisata yang seharusnya dijaga. Disini ada juga orang seniman pelukis wajah sepuluh menit siap. Harganya 60 ribu sekali lukis agak mahal 5 ribu taripnya dibanding dilokasi wisata lembah anai. Disini ada juga tukang potret jalanan dengan kamera biasa. Saya juga melihat tukang potret jalanan ini di objek wisata Lembah Anai cuma kamera yang dipakai oleh tukang potret di Lembah Anai tersebut kamera Polaroid langsung jadi, begitu pula kamera yang dipakai oleh tukang potret di Pantai Padang kemarin, bukan kamera film biasa. Sama dengan tukang potret yang ada di air mancur depan kaca mayang Pekanbaru pakai kamera Film biasa. Potret memakai kamera ini paling cepat besoknya baru siap. Para pengunjung disini memotret pada umumnya pakai kamera digital. Setelah minum sekutang ditraktir kepala sekolah, ngobrol ngalor ngidul merokok bagi yang merokok kami kembali ke hotel. Hari beranjak malam kamipun, keluar mencari makan di warung tenda pinggir jalan dengan gerobak nasinya, dengan beberapa orang teman tanpa kepala sekolah. Setelah makan ketemu kepala Sekolah lagi di Traktir sekutang lagi, kepala sekolah kecanduan minum sekutang barangkali ya. Ada teman mengajak ke Warnet saya langsung OK. Di warnet saya main game travian. Teman saya buka Friendster temannya. Warnetnya dekat, di depan hotel, tidak jauh-jauh seperti di Padang. Setelah dari Warnet kami kembali ke Hotel. Satu kamar hanya boleh diisi oleh lima orang, tidak boleh lebih, pemeriksaan ketat. Di kamar hotel agak lega tidak bersempit-sempitan seperti di Padang lagi. Saya keluar kamar hotel untuk ke kamar mandi, disini kamar mandinya diluar kamar tidur, berwuduk untuk melaksanakan sholat, airnya sedingin air kulkas. Setelah melaksanakan sholat di mushalla yang di sediakan dekat kamar hotel saya pun tidur dibekali selimut tebal dari hotel. Setiap kali di Bukit Tinggi saya selalu dibekali selimut tebal karena Bukit Tinggi daerahnya dingin.


Baca Selengkapnya..

06 Januari, 2009

Perjalanan Ke Sumatra Barat (3)

Sumatra Barat
Menjelang senja kami berada dipantai Padang menikmati secangkir kopi susu dan matahari yang terbenam. Setelah hari sedikit gelap kamipun dipanggil untuk berkumpul di mobil karena akan segera berangkat menuju penginapan. Penginapan yang dituju adalah asrama haji. Tetapi asrama tersebut masih dipenuhi oleh orang yang baru pulang dari haji. Terpaksa mencari penginapan lain. Melewati Minang Plaza di Ulak karang kami mendapati Hotel Prima. Setelah nego sedikit akhirnya disitulah kami menginap. Satu kamar tidur boleh diisi oleh empat orang. Harga per kamar sehari semalam adalah 200 ribu rupiah. Untuk irit satu kamar diisi 6 orang. Walau sedikit sempit-sempitan tidur kamar terasa aman karena kamar mandi ada didalam. Kelasnya masih yang murahan, tanpa AC, Televisi ada diluar kamar di koridor setiap tamu datang dapat menonton televisi di depan kamar yang disediakan kursi-kursi tamu.

Disini ada cok listrik yang dipakai untuk menghidupkan kipas angin, saya dapat mengecas HP PDA saya dan Bartrai Cas untuk kamera.

Kami keluar untuk cari makan malam, sepanjang jalan S. Parman depan hotel ini saya belum melihat adanya warnet. Kalau di Bukit tinggi dan Solok ada juga saya lihat dari mobil, tetapi kalau di Padang tidak. Bersebelahan dengan hotel kami menginap ada rumah makan cukup besar. Setelah makan kami sekedar ngobrol pindah ke kedai kopi sebelah. Bertuliskan besar-besar SKOTANG. Seharusnya tulisannya SEKOTȨNG dibaca huruf E lemah. Mungkin dialeg minang tidak dapat menyebutkan huruf E lemah itu makanya tertulis skotang gitu. Kami lidah orang Melayu terbaca sekutang. Tentu saja jadi bahan tertawaan oleh teman-teman karena kutang berarti BH. Saya mengidap penyakit maag karena saya tahu sekoteng itu pakai Jahe, dan bahan-bahan pedas lain saya inisiatif untuk memesan sekoteng minta tambahan susu. Kata penjual Skotang pakai susu semua, tidak ada yang tidak pakai susu. Jadi tambah tertawa lagi teman-teman.
Sumatra Barat
Keesokan harinya kami bersiap-siap pergi ke Pasar, sudah rencananya mau melihat Plaza Andalas, Ramayana Padang. Harga yang ada di Plaza ini agak sedikit mahal dari Ramayana yang ada di Pekanbaru saya tidak jadi beli pakaian disini. Saya keluar dari sini bermaksud mau pergi ke Mataharinya Padang katanya dekat situ, Tetapi jadi sampai di Sentral Pasar Raya (SPR). Di SPR ini harga agak sedikit murah setelah ditawar walaupun katanya pelaris pagi tetap saja masih mahal bagi perkiraan saya. Akhirnya saya beli pakaian disini. Teman-teman ada yang sampai ke Matahari. Sayang saya tidak bawa kamera sebenarnya banyak objek menarik untuk difoto. Setelah menunggu lama teman-teman di mobil yang masih melampiaskan keinginan belanjanya, pukul 12:00 akhirnya kami berangkat dari Padang, menuju Bukit Tinggi. Ada beberapa tempat objek wisata disana, yang bagus untuk dikunjungi. Di daerah Kayu Tanam mobil kami berhenti untuk isi BBM di SPBU. Irit juga minyaknya dari kemarin baru diisi hari ini. Dari Kayu Tanam perjalanan kami lanjutkan menuju Lembah Anai lokasi wisata Air Terjun. Memang antara bukit tinggi dan Padang ada Air terjun di Pinggir jalan lintas. Karena jalan lintasnya sudah diperluas maka dipinggirnya dapat parkir Bus. Sepanjang jalan di Bus tidak henti-hentinya pedagang asongan menjual berbagai kue-kue dan makanan Sumatra Baratkecil. Saya beli beberapa pergedel jagung, dan telur asin untuk pengganjal perut yang belum makan siang. Karena ada beberapa teman sudah makan ketika di Pasar Padang tadi, pantasan menunggu lama. Di Lembah Anai saya langsung ke lokasi wisata untuk mengambil foto-foto disana. Setelah jepret sana sini, akhirnya harus nyebur juga kaki ke air karena batu-batunya licin. Sepatu saya basah yang tadinya saya malas buka sepatu, yang paling aman jalan di air. Akhirnya sepatunya terpaksa dibuka karena sepatu kain saya sudah basah kuyub. Saya kembali di mobil sambil menenteng sepatu, melewati seorang pelukis yang sedang asik melukis seorang pengunjung yang minta dilukis. Biaya satu lukisan 55 ribu rupiah, 10 menit jadi dilukis dengan pinsil 3 B, jadi lukisan hitam putih cukup menarik. Sepatu basah saya letakkan di mobil saya pergi mencari kedai nasi setelah makan siang saya sholat zuhur dan Ashar di Jamak. Setelah sholat teman-teman sudah ngumpul di mobil ternyata sudah menunggu saya.


Baca Selengkapnya..

04 Januari, 2009

Perjalanan Ke Sumatra Barat (2)


Di alahan panjang saya sampai dalam keadaan hujan. Maklum barangkali sedang musim hujan. Suhu udara menjadi dingin sekali. Air disini terasi dingin seperti air yang disimpan di kulkas. Dinginnya air memang sudah terasa ketika saya berada di Lubuk Bangku, dan Danau Singkarak. Nasi bungkus panas yang kami beli sekarang sudah dingin. Besi-besi jendela yang saya pegang di mobilpun terasa dingin. Ini akibat dinginnya suhu di alahan panjang. Hujan sudah berhenti ketika kami sampai tetapi digantikan dengan hembusan angin yang sedikit kencang sehingga baju-baju tebal dan jaket kami berkibar-kibar dan berusaha dipeluk sekuat mungkin menahan dinginnya angin yang berhembus. Nasi bungkus yang tadi kami beli cepat-cepat kami buka karena tidak tahan menahan perut yang sudah mulai keroncongan. Setelah makan siang dengan pemandangan danau atas kami pun berjalan-jalan, memotret, sayang saya tidak mampu memotret lagi karena batrai habis.
Sumatra Barat
Di sebelahnya terlihat danau bawah tempat saya dahulu pernah camping dipinggirannya. Tempat kami kunjungi ini ada beberapa kedai yang menjual makanan seperti mie instant rebus, yang tadinya sudah saya beli di ketika di Danau Singkarak. Kedai ini menjual serba-serbi Alahan Panjang selain Kedai nasi dan mie instant, seperti minuman botol, minuman kaleng, batrai, pena, didepannya terpajang bunga-bunga kering hasil kerajinan masyarakat setempat, bibit-bibit bunga hias, tanaman didalam pot seperti strawberry juga buah-buahan yang mungkin tumbuh di wilayah ini seperti terong belanda, Markisa dan lain sebagainya. Dulu ketika saya disini sebelas tahun yang lalu hanya markisa sebagai hasil hutan yang dapat saya lihat sebagai hasil wilayah ini selain sayur-mayur. Ketika hari telah beranjak sore, pukul 14:30 WIB kami tidak sadar hari telah sore karena suasana seperti pagi saja terus dan dingin, kamipun bersiap untuk berangkat. Mendekati pukul tiga siang kamipun bertolak dari alahan panjang menuju ke Padang.Sumatra Barat
Setelah jalan panjang berliku pukul 15:45 WIB kami mendekati padang. Melewati indarung PT Semen Padang. Tampak Pabrik semen dari jalan dan gerbang menuju pabrik yang terbuat dari pipa besar yang berbentuk tanduk kerbau, lambang PT Semen Padang dan suku Minang Kabau. Yang menarik bagi saya ketika memasuki Padang supir memutar Video Clip dari VCD Mobilnya, lagu tentang kekhawatiran seorang bersuku minang akan hilangnya budi bahasa orang minang, “Hilang lah minang tingga kabau” begitu bunyi syair lagunya. Menariknya adalah kekhawatiran itu berarti adat-istiadat minang kini sudah mulai dilupakan masyarakatnya, mungkin karena tidak pernah direvisi atau kalau perlu diamandemen, habis sudah tidak sesuai dengan zamannya lagi.
.Sumatra Barat
Kira-kira pukul empat sore kami memasuki kota melalui bawah jembatan Siti Nurbaya. Terlihat kapal-kapal kayu dan perahu-perahu yang masuk melalui muaro. Kami berhenti di Pantai Padang. Saya bersama teman-teman mencari Masjid untuk sholat, menuju bangunan persegi dengan atap yang meninggi dan sedikit menjulang pada bagian tengahnya, yang akhirnya kami ketahui adalah sebuah Klenteng. Sayang tidak ada masjid dekat sini. Setelah bertanya ada seseorang menunjukkan depan WC ada tempat sholat. Kami menuju kesana ternyata hanya berupa sebuah tenda dari plastik dan kayu seadanya terus dibawanya berlantai tanah yang digelari tikar usang. Kami pun sholat jamak Zhuhur dan Ashar disana menghadap ke Laut. Setelah sholat saya mencari super market hendak membeli batrai alkalin ukuran AAA. Aneh dekat sini tidak ada Toko Kelontong, Toserba, atau super market. Yang terlihat hanya kedai-kedai makanan dan minuman.Sumatra Barat Saya khawatir meninggalkan mobil jauh dari rombongan kalau-kalau persinggahan ini hanya sebentar, saya putuskan untuk kembali lagi ke Pantai dekat mobil kami. Dapat kabar kami akan berada disini lama, sampai magrib. Saya bertanya pada penjual makanan: “Dimana super market terdekat dari sini?” Jawabannya adalah tidak ada yang dekat mesti pakai ojek, jauh. Setelah tahu saya kesana untuk beli batrai alkalin untuk kamera ia langsung menunjuk pohon besar yang ada di pinggir jalan kira-kira 100 meter dari situ ada toko jual peralatan photo. Saya menuju pohon besar yang di maksud. Dekat pantai ini banyak pohon-pohon besar sengaja tidak di tebang. Lain dengan Pekanbaru yang ada pohon besar sedikit alasan mengganggu kendaraan atau hendak melakukan pembangunan selalu ditebang. Sehingga di Pekanbaru pohonnya selalu kecil-kecil. Akhirnya di Toko Photo ada jual batrai alkalin yang saya cari. Saya bisa memotret lagi. Selain menjual Frame Phota, Film juga ada buku-buku tulis, pena, ballpoin, kata orang toko, ia menawarkan jika kehabisan pulsa dapat dibeli ditoko sebelahnya. Katanya lagi yang punya toko pulsa adiknya sendiri. Ombak Pantai Padang sedikit lebih besar dibanding saya pergi ke Padang tahun 2003. Karena mungkin sekarang musim angin dan ombak besar di samudra Indonesia dan Samudra India. Khawatir saja yang bawa anak kecil ke Pantai takut digulung ombak

Baca Selengkapnya..

02 Januari, 2009

Perjalanan Ke Sumatra Barat (1)


Sumatra Barat
Hari minggu tanggal 28-12-2008 baru lalu, saya persiapkan segala sesuatu pakaian, kamera, PDA dan lain-lain. Rencana berangkat jam 20:00 WIB Malam. Setelah menunggu teman-teman akhirnya berangkat pukul 20:35. Jam 22:00 WIB sampai Kampar isi minyak solar 57 liter Senin jam 00:30 dini hari sampai di desa Pangkalan. Istirahat sebentar jam 00:55 berangkat lagi. Eh singgah lagi di Lubuk Bangku. Rencana setelah subuh baru berangkat diperkirakan akan sampai Padang pukul 08:00 pagi.

Mudah-mudahan tidak mampir-mampir lagi di lubuk meja misalnya (memang ada?!!). Selama istirahat disini saya manfaatkan untuk mencoba akses internet untuk bermain game online, eh batarai PDA saya tinggal sedikit jadi ketika akses internet langsung nge-Dropt trus shut down. Akhirnya saya hidupkan kembali dan saya pakai waktunya untuk menulis laporan ini dan makan pagi. Karena lapar saya makan pagi tah makan malam pukul 04:00 pagi, soalnya makan paginya seperti porsi makan siang pakai gulai daging! Jam 05:30 akhirnya berangkat ke Padang,Sampai ke Payakumbuh pukul 07:20. Pada pukul 09:00 sampai di Bukit Tinggi. Karena PDA saya kehabisan batrai maka saya berhenti melaporkan dulu. Mulai dari lubuk bangku sampai ke Bukit Tinggi GPRS Telkomsel tidak hidup jadi saya tidak dapat akses internet. Lama juga di Bukit TInggi urusan sopir dan izin perjalanan. Karena berhenti lama saya sempatkan memotret berapa tempat di terminal bus Aur Kuning. Pukul 09:47 baru berangkat menuju ke Danau Singkarak.
Sumatra Barat
Di Danau kami datang paling pertama, masih sepi, lambat laun semakin ramai. Kegiatan pertama saya adalah memotret. Tukar baju dan mandi di Danau Singkarak. Soalnya saya belum pernah mandi di Danau Singkarak. Setiap kali saya ke Padang hanya lewat dan melihat saja dari mobil danau Singkarak itu tidak pernah singgah. Saya manfaatkan kesempatan ini dengan memotret sambil ngobrol dan senda gurau sesama teman. Beberapa kali memotret batrai kamera saya pun habis. Saya pakai kamera cas (Charge) Lithium standard AAA. Sumatra BaratKalau beli batrai biasa yang bukan cas harus pakai yang Alkalin karena batrai biasa tidak mampu dayanya terlalu rendah. Lain kali kalau mengadakan perjalanan persiapan batrai cas atau alkalin lebih banyak sehingga tidak terjaddi kendala memotret di perjalanan. Juga persiapan memori card yang besar lebih banyak. Sebenarnya saya sudah persiapkan pengecas (Charger) tetapi di lubuk bangku tidak ada cok listrik yang memadai untuk mengecas batrai. Akhirnya beginilah PDA phone Shut Down, Camera pun kehabisan.

Perjalanan pun dilanjutkan ke Danau Kembar: ke Danau diatas dan danau dibawah pukul 11:30 WIB tanpa memotret dan tanpa PDA. Dulu tahun 1987 pernah kemping di Alahan Panjang di Danau atas dan Danau bawah ini. Saya ceritakan pada teman-teman bahwa tempatnya lebih dingin dari di Bukit tinggi. Teman-teman ternya tertarik untuk berkunjung kesana. Akhirnya diputuskan untuk pergi kesana. Setelah singgah di rumah makan beberapa kilo dari kota Solok sekedar beli nasi ramas dan beberapa teman dimanfaatkan untuk sholat (saya rugi tidak sholat di situ) saya menanyakan batrai alkalin ukuran AAA, apakah ada dijual diwarung sebelah rumah makan ternyata tidak ada yang ada hanya batrai ukuran AA biasa. Sumatra Baratakhirnya pukul 13:00 perjalanan dilanjutkan. Jalan yang dulu pernah saya tempuh dulu dengan berjalan kaki back packer saya masih melihat rumah dan bangunan tampak seperti dulu tanpa banyak perubahan. Alahan panjang adalah daerah sumber pertanian Sumatra Barat, tanahnya subur, alamnya Indah. Tetapi penduduknya terlihat miskin. Ini menurut analisa saya kemungkinan lahan pertanian bukan dimiliki sendiri. Pemilik lahan merantau entah kemana kemudian lahan dikerjakan orang lain dengan cara upahan. Lain dengan sumber pertanian di Tanah Karo Sumatra Utara petani Cabai, Bawang dan Tomat terlihat makmur dan sejahtera, karena dikerjakan sendiri. Saya tidak dapat memotret karena tadi batrai kamera saya habis. Tapi di daerah tujuan wisata danau kembar ada jual batrai alkalin tapi ukuran AA, yang ukuran AAA yang ada hanya batrai biasa (bukan alkalin) saya coba beli dengan harapan dapat sekali dua kali jepret jadilah. Ternyata tidak juga bisa. Hidup layarnya sebentar langsung mati lagi. Tidak dapat memotret.




Baca Selengkapnya..

25 Oktober, 2008

Dokteer... dokter


Teman saya berobat kepada dokter praktek. Kemudian dokter tersebut menghanpon temannya sesama dokter "halo..," sapanya memulai hubungan pembicaraan: "ini ada pasien, kemaren saya beri obat ini belum sembuh juga! Pakai obat apa lagi ya? Ya. Ya. Ooh gitu. Jadi kasih aja ampi jadi dak masalah. Ya!" Nanya boleh aja tetapi jika itu masalah yang khusus yang harusnya dilaksankan tidak didepan pasien. Jika menanyakan sesuatu menanakan ketidak mampuan dokter dalam ilmu kedokterannya yang harusnya ia kuasai.
Saya banyak menemukan dokter yang tidak mampu seperti itu: mulai

mulai dari salah diagnosa, hanya memberikan penghilang rasa sakit pada pasien yang tetanus, sampai pada operasi yang ditinggalkan terbengkalai gara-gara ikut seminar.Dan banyak lagi kasus yang serupa.
Entah apalah sebabnya, moral dokter yang menurun atau mutu kelulusan yang tidak baik. Banyak lulusan kedokteran tidak berkwalitas karena mungkin kekurangan dosen sibuk praktek dari pada ngajarkan ilmunya pada mahasiswanya. Akhirnya banyak lulusan kedokteran yang tidak berkwalitas. Akhirnya tidak dapat bersaing dengan dokter-dokter lain.
Dokter lukusan sekarang hanya dapat menyembuhkan pasien yang disebabkab oleh demam biasa. Kalau hanya demam biasa orang pada umumnya tidak perlu dokter lagi untuk penyakit umum dan biasa karena obat umum banyak beredar dijual bebas. Apa lagi sekarang banyak orang yang pintar-pintaran membeli obat daftar G seperti Amphicilin. Obat jenis anti biotik yang seharusnya dibeli dengan resep dokter.
Sekarang dokter berlomba mencari kekayaan sebagai simbol keberhasilan sebagai dokter. La iya laah, masak iya ada dokter miskin, ndak lucu kalee! Akhirnya banyak dokter yang melakukan Mal praktek, menjadikan pasien sebagai objek percobaan sekaligus penghasil uang. Pasien diam-diam diberikan obat tidak menyembuhkan tetapi sebagai penghilang rasa sakit saja sehingga setelah obat habis pasien berobat padanya lagi, dengan diiringi pesan: "Setelah obatnya habis kalau belum sembuh agar kembali lagi obatnya ditambah atau diganti dengan yang lain", tentu saja pasien harus membayar lagi biaya tambahan lagi. Dokterpun sekarang ada yang melancarkan strategi untuk memperlaris usahanya dengan membuat kerjasama dan brosur palsu seolah-olah cabang dari salah satu rumah sakit di luar negri, jadi setiap orang yang ingin berobat keluar negri, diharapkan berobat ke praktek dia dulu, katanya: "kita (Maksudnya saya) obati saja dulu ya, nanti kalau memang perlu keluar negri baru kita beri rujukan!" Inilah penipuan yang seharusnya tidak dilakukan, ya kan. yaa tetapi begitulah kenyataannya.

Baca Selengkapnya..

18 Oktober, 2008

Barack Obama atau Mc Cain



Barac Obama Atau Mc Cain, ya? Siapapu terpilih mudah-mudahan ada presiden Amerika yang kebijaksanaanya tidak merugikan pihak lain, negara lain. Kalau tidak bisa menguntungkan negara atau pihak lain.



Baca Selengkapnya..

08 Oktober, 2008

Krisis Ekonomi Melanda Amerika Serikat


Krisis Ekonomi yang melanda Amerika serikat dewasa ini disebabkan karena dosa menfitnah ummat muslim sebagai Terorisme. Padahal Kejadian 11 September 2001 tidak terbukti disebabkan oleh Al-Qaeda. Penyelidika FBI badan terpercaya AS itu menyatakan Al-Qaeda tidak terbukti melaksanakan serangan 11 September 2001. Apa lagi dikatakan Osama bin Laden pelakunya. Dikatakan Osama bin Laden karena sebagai alasan untuk menyerang "Taliban" sebagai musuh tersembunyi Amerika serikat. Taliban sebagai sebutan bagi AS untuk beberapa kelompok Mujahidin Afghanistan yang telah terbukti memunculkan diri sebagai kekuatan baru di dunia yang telah berhasil mengalahkan Uni Soviet. Amerika serikat yang merasa dan berambisi sebagai Polisi dunia sengaja menghabisi Mujahidin Afghanistan untuk melapangkan ambisi serakahnya menguasai dunia.

Menyerang Mujahidin Afghanistan tanpa alasan sangatlah tidak etis dimata dunia, maka tentunya perlu mencari alasan untuk menyerang Mujahidin Afghanistan. Taliban adalah kata dalam bahasa Arab artinya Mahasiswa, Memang Mujahidin Afghanistan itu adalah Mahasiswa dan Profesornya sebagai pemimim kelompoknya. Dengan alasan memburu Osamah maka diseranglah kampus-kampus, gerilyawan mujahidin Afghanistan dan membunuh para pemimpinnya yang gaya dan wajahnya mirip Osamah bin Laden. Sebut saja seperti Prof. DR Abdullah Azam, seorang guru besar syariah pemimpin salah satu kelompok Mujahidin, selau memakai Surban berjubah dan berjenggot panjang. Begitu pula seperti DR. Burhannuddin Robbani Profesor yang satu ini juga berjenggot panjang dan memakai Jubah dan Surban di kepalanya. Sama gayanya Robbani Ar Rasul Sayaf pemimpin kelompok mujahidin ini gaya dan wajahnya tidak jauh beda dengan Osamah bin Laden. Banyak lagi di Afghanistan wajah, gaya dan pakaiannya seperti Osamah kemungkinnan salah tembak atau disalah tembakkan dan menangkap dan membunuh orang-orang yang mirip Osamah menjadi alasan untuk menghabisi Mujahidin Afghanistan. Kepentingan Amerika serikat adalah agar mujahidin dan berdirinnya negara Islam Aghanistan menjadi batu sandungan bagi Amerika serikat -- yang Yahudi dibelakangnya -- untuk menguasai dunia. Setelah diserang habis-habisan Afghanistan dibentuk pemerintahan baru yang tidak Islami sesuai dengan kehendak Amerika serikat. Berkat bantuan orang-orang dalam yang tidak pro sama Mujahidin seperti Ahmad Syah Mas'oed -- seoroang boneka Amerika serikat yang memimpin kelompok Mujahidin Afghanistan, dan Juga Jendral Rustum yang dulunya adalah seorang pengkhianat dan mata-mata dan kaki tangan Uni Soviet ikut membantu Amerika Serikat membentuk presidium sebuah negara sekuler ciptaan Amerika Serikat. Sampai saat ini Amerika serikat tidak dapat menangkap Osamah karena mungking Osama adalah dagelan dan dongengan modren Amerika Serikat. Sekarang Amerika serikat kena batunya: Krisis Keuangan.

Baca Selengkapnya..