Translate

30 Julai, 2009

Jamaah Islamiah dan Terorisme Internasional


Di Indonesia Teroris disebut-sebut sebagai anggota Jama’ah Islamiah. Jama’ah ini akhir-akhir ini digerakkan oleh seseorang berkewargaan Malaysia yang bernama DR. Azhari. Seorang ahli fisika, yang mendapat gelar Doctor dari Amerika Serikat dan akhir-akhir ini pula dikenal sebagai pakar pembuat bahan peledak Bom. Setelah menyelesaikan Gelar Doctornya di Amerika Serikat, ia kembali ke negara asalnya Malaysia, dan bertemu dengan Noordin M. Top yang kemudian ikut bergabung dengan kelompok jama’ahnya, yang sekarang kita kenal dengan Jama’ah Islamiah. Dua orang ini DR. Azhari dan Noordin M. Top bertemu dengan kelompok Abu Bakar Ba’asyir yang sedang melarikan diri ke Malaysia. Dari pertemuan inilah berhasil direkrut tiga orang yaitu Abdul Aziz atau Imam Samudra, Ali Imron adiknya Imam Samudra, dan kemudian Amrozi.


Lima Orang ini kemudian pergi ke Indonesia dan membentuk kelompok dengan merekrut orang-orang yang ada di Indonesia. Kelompok ini bertermu dengan orang-orang teman-teman Amrozi dan Imam Samudra yaitu jama’ah NII, Negara Islam Indonesia, yang terkenal ekstrim dan keras menjadikan Indonesia negara Islam. Dengan mengambil simpatik jama’ah NII ini, Kelompok DR. Azhari dan Noordin M. Top ini mengadakan suatu pertemuan seluruh pergerakan Islam yang ada di Indonesia, dengan agenda persamaan persepsi dan penyatuan gerakan dan sasaran. Pertemuan ini selain semacam musyawarah juga melaksanakan Agenda, Latihan Militer dan Latihan pembuatan bahan peledak. Tujuan pertemuan ini adalah usaha menggolkan kesepakatan untuk menghancurkan atau menumbangkan negara Republik Indonesia, yang ketika itu masih dibawah rejim Soeharto. Kesepakatan ini dapat ditebak sangat kental pengaruh NII dalam pembuatan kesepakatan, yaitu pemberontakan terhadap negara Republik Indonesia, dan mendirikan Negara Islam Indonesia.

Pertemuan ini terjadi pada tahun 1995, dihadiri oleh beberapa pemimpin Jama’ah yang ada di Indonesia. Tetapi tidak terjadi kesepakatan, karena tidak mau dahulu melakasanakan peperangan secara frontal sebelum mempunyai kekuatan yang cukup, sebagian ada yang hanya ingin berjuang dengan cara pencerahan pemikiran politik, ada juga yang berjuang dengan cara berda’wah secara satu persatu dari pribadi ke pribadi, ada juga yang beralasan ingin membenahi aqidah, fiqih dan agama islam, tidak mau ikut campur dalam urusan politik apa lagi melaksanakan pemberontakan. Akhirnya pertemuan yang berlangsung di Jawa tengah tersebut tidak mendapat respon yang diharapkan dari sebagian besar peserta pertemuan, sehingga sepulang dari pertemuan tersebut tidak menghasilkan apa-apa kecuali diam saja. Karena merasa tidak dapat dukungan dari berbagai kelompok dan Jama’ah Islam mereka akhirnya memutuskan untuk berjuang sendiri dan didukung beberapa orang mantang anggota NII yang bergabung dengan kelompok Jama’ah Islamiah pimpinan DR. Azhari.

Sebelas September 2001, terjadi penyerangan Wall Trade Center, seolah-olah genderang peperangan telah ditabuh. Sejak itu beberapa ledakan Bom terjadi di Indonesia. Bom Natal di Pekanbaru, Jakarta, tahun 2002. Selain menjadikan gereja sebagai sasaran, juga Masjid, seperti Masjid Istiqlal, tak terlepas Masjid Agung Annur Pekanbaru sempat diancam oleh para teroris dari telepon. Kemudian Bom Bali tahun 2002. tahun 2003 Hotel JW. Marriot. Dan Kemudian pada tahun 2004 terjadi Bom di Kuningan, Kedutaan besar Australia. Pada tahun 2005 Bom Bali II, bulan November 2005 penyerangan Polisi Di Batu Jawa Timur, menyebabkan DR. Azhari meninggal akibat Bom rakitannya sendiri meledak. Setelah itu tahun 2006 Pelaku-pelaku Bom Bunuh diri tertangkap, Imam Samudra, Ali Imron, Amrozi. 9 November 2008 Eksekusi mati terdakwa bom Bali Imam Samudra, Ali Imran dan Amrozi. Dan 17 Juli 2009 lalu terjadi Bom di JW Marriot dan Ritz Carlton.

1 ulasan:

  1. lalu bagaimana hukumx yang telah dilakukan oleh imam smudra Cs???????? apakah termasuk bom syahid atau buka? tolong dijelaskan terima kasih

    BalasPadam